REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi meminta Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong untuk memperlakukan China sebagai mitra. Ia juga meminta Negeri Kanguru untuk mengakumulasi "energi positif" untuk meningkatkan hubungan dua negara.
Berdasarkan pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri China pada Ahad (10/7/2022) dalam pertemuan bilateral di Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali Jumat (8/7) lalu Wang mengungkapkan harapannya pada Australia untuk "mengambil kesempatan, mengkonkr3tkan tindakan dan membenarkan pemahaman pada China."
"Akar dari hubungan sulit China dan Australia dalam beberapa tahun terakhir terletak pada bersikerasnya pemerintah Australia sebelumnya untuk memperlakukan China sebagai 'lawan' dan bahkan 'ancaman'," kata Wang.
Ia menambahkan kata-kata dan tindakan pemerintah Australia sebelumnya "tidak bertanggung jawab". Sejak 2020 lalu, China menerapkan pembatasan impor batu bara dan produk lain dari Australia.
Langkah itu sebagai respons tindakan Australia mendorong penyelidikian menyeluruh virus corona. Negeri Kanguru juga menyelidiki intervensi China pada politik Australia dan melarang perusahaan raksasa Huawei dalam berpartisipasi dalam proyek jaringan 5G.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pertemuannya dengan Wang merupakan langkah pertama menuju stabilisasi hubungan dua negara. Tapi masih butuh waktu bagi Beijing untuk mencabut blokade perdagangan Australia.
Canberra juga mengungkapkan kekhawatirannya pada meningkatnya kehadiran China di kawasan Pasifik. Perdana Menteri Anthony Albanese memperingatkan Beijing dapat menjadi "lebih agresif."
Kementerian Luar Negeri China mengatakan Wang memberitahu Wong, China melakukan "kerja sama dan pertukaran setara" dengan negara-negara kepulauan berdaulat di Pasifik sesuai dengan permintaan dan kebutuhan mereka.