Kamis 11 Apr 2019 23:58 WIB

Politik Identitas, Spirit dan Akhlak Islami

Ketaatan seseorang tak hanya dilihat dari spirit dan akhlak Islaminya

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Umat Islam melaksanakan munajat seusai menunaikan salat subuh berjamaah pada kampanye akbar capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (7/4).
Foto: Antara
Umat Islam melaksanakan munajat seusai menunaikan salat subuh berjamaah pada kampanye akbar capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (7/4).

Bagi sebagian besar penduduk Indonesia, terutama umat Islam, kejelasan identitas calon pemimpin tentu sangat penting dalam menjatuhkan pilihan politiknya. Maka isu identitas keislaman kontestan capres-cawapres sejak awal mulai disoroti publik dan sampai sekarang pun tetap hangat dipolitisasi.

Maka tidak heran dalam beberapa kesempatan, masing-masing tim kampanye berlomba menunjukkan betapa islaminya calon yang mereka usung, baik dengan menampakkan aktivitas ibadah, kunjungan ke pesantren atau sekedar komentar positif dari tokoh islam. Bahwa sang calon memiliki spirit dan akhlak islami. Semua itu dalam rangka meningkatkan elektabilitas calonnya.

Padahal, menilai ketaatan seseorang dalam beragama tidak bisa diukur dari spirit dan akhlaknya semata, apalagi kalau hanya sekedar menampilkan simbol agama saja.

Visi, misi dan prestasi tentu layak diuji. Apakah berkontribusi positif bagi kepentingan umat atau malah sebaliknya. Tentunya publik dapat menilai itu dengan jelas.