Dunia pendidikan pun tercoreng dengan adanya kasus pengeroyokan yang menimpa Audrey viral di media sosial hingga muncul tagar #JusticeForAudrey. Seorang siswi SMP berinisial AY menjadi korban pengeroyokan oleh tiga siswa.
Berawal dari cekcok di media sosial berujung kekerasan. Perisakan muncul ketika media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang dalam berkumpul, berkomunikasi, dan bergaul.
Bukan lagi masalah laki-laki dengan perempuan tapi ternyata perempuan sesama perempuan juga bisa melakukan perbuatan sekejam itu. Miris, kelihat generasi bangsa semakin hari semakin rusak juga budaya hedonisme yang kini terus mencokol lingkungan sosial remaja. Kekerasan yang dialami perempuan paling banyak berupa kekerasaan fisik dan seksual.
Saat ini, Indonesia sedang darurat kekerasan seksual, penyelesaiannya pun harus memberikan efek jera kepada pelaku serta memberikan rasa aman bagi masyarakat termasuk perempuan.
Diakibatkan pula dengan minim nya pendidikan dari orangtua. Tentu akibat dari carut marut pendidikan sekular saat ini hanya melahirkan generasi tak bermoral.
Beginilah ketika agama dipisahkan dari kehidupan akan menghasilkan permasalahan baru yang tak pernah tuntas. Dan hanya syariah islam yang dapat memuliakan manusia.
Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya atas rakyat yang diurusnya (HR al-Bukhari dan Muslim). Inilah bentuk tanggung jawab negara dalam meriayah masyarakat dalam bidang pendidikan dengan berdasarkan akidah islam.
Tentu berbeda dengan pendidikan dalam islam adalah untuk membentuk kepribadian Islam yakni pola pikir dan sikap Islami. Maka output yang dihasilkan anak sholih dan sholihah, generasi pejuang, bukan hanya cerdas akal saja namun miskin kepribadian. Tetapi Mencetak generasi pemimpin pengukir peradaban. Pendidikan bermutu tentu akan di rasakan ketika syariah islam diterapkan secara total. Dan Memandang islam adalah sistem kehidupan satu-satunya yang benar.
Pengirim: Susilawati, Kota Banjar