Senin 15 Apr 2019 20:54 WIB

Antara Jujur dan Adil

Umat membutuhkan pemimpin yang jujur, berbuat adil dan menjalankan hukum sesuai Islam

Pencoblosan di Pemilu 2019 (ilustrasi)
Foto: republika
Pencoblosan di Pemilu 2019 (ilustrasi)

Pemilu yang menjadi pesta rakyat tak lama lagi akan digelar. Hingar bingar promosi calon pemimpin pun makin menjadi, baik itu promosi calon presiden, calon legislatif, maupun perwakilan daerah. Papan reklame mereka semakin ramai di jalanan.

Sayangnya, peristiwa yang penting dalam ajang pesta rakyat ini harus ternodai oleh maraknya berita tentang surat suara di luar negeri, yaitu negara Malaysia, yang ternyata sudah dicoblos pada salah satu paslon. Bukankah inti dari pemilihan pemimpin negara ini adalah pencarian pemimpin yang adil yang akan memimpin rakyat, menangani masalah-masalah rakyat dengan penuh keadilan?

Baca Juga

Lalu apa yang akan terjadi nanti apabila sudah menjadi pemimpin? Sementara dalam proses pemilihan saja sudah berbuat curang dan tidak jujur.

Terlepas dari siapapun yang akan menjadi pemimpin di Indonesia di masa yang akan datang, umat membutuhkan pemimpin yang jujur,  mampu berbuat adil dan menjalankan hukum dengan ketentuan Islam. Tidak hanya manis saat berkampanye tapi juga saat menjabat pemimpin di masa yang akan datang.

Pengirim: Herlina, Kabupaten Bogor

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement