REPUBLIKA.CO.ID, E-Sport (Olahraga elektronik) turut dibahas dalam Debat Capres-Cawapres putaran terakhir. Olahraga elektronik menjadi permainan yang banyak diminati terutama kalangan remaja. eSports, memang berangkat dari dunia gaming.
Dalam debat bertema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, perdagangan, dan industri ini, capres nomor urut 01 menanyakan pada penantangnya soal pengembangan e-sports seperti Mobile Legends, PUBG dan sejenisnya.
Kemajuan suatu teknologi sangat berkembang pesat di dunia yang global ini, permainan elektronik atau yang kita sering sebut dengan game online sudah menjamur dimana-mana.
Ambisi industri berdasarkan pada tren gim, khususnya mobile, yang sedang menjadi perhatian besar sejumlah masyarakat. Mengingat E-Sport akan di masukan kedalam kurikulum sekolah tentu kurang tepat. Selain menimbulkan efek ketagihan juga ada dampak negatif lainnya lebih banyak ketimbang positifnya. Didalamnya juga banyak unsur permainan berbentuk kekerasan. Tentu ini berbahaya dan menjadikan sebagai alat manipulasi barat dalam mengancurkan generasi bangsa.
Di indonesia gim untuk meraup keuntungan materi kepada segelintir orang saja. Jadi sangat wajar dalam sistem kapitalistik terjadi hal ini karena tolak ukur nya adalah asas manfaat atau untung rugi. Tak hanya untuk sekedar refreshing namun aplikasi gim telah menjadi sebuah bisnis industri yang sangat besar.
Demikianlah dalam sistem pendidikan saat ini hanya mencetak generasi rusak dan bobrok. Makanya adanya peran keluarga, lingkungan juga negara berperan penting dalam mencetak generasi bangsa. Seharusnya pemerintah memberikan pendidikan yang benar yaitu Akidah Islam yang akan melahirkan generasi yang berkualitas.
Pengirim: Susilawati, Kota Banjar