Deni Heryani
Komunitas Literasi Muslimah
Seringnya manusia akan semangat mengerjakan sesuatu jika ada imbalannya. Orang yang bekerja akan begitu semangat menuju tempat kerjanya walaupun jarak yang ditempuh jauh, bisa jadi harus rela dengan macet dan belum lagi berdesak-desakan saat naik commuterline. Karena apa? Karena manusia akan mendapat balasan materi atau gaji yang akan didapatkannya.
Pekerja yang baik akan terus semangat mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, agar atasannya puas atas kinerjanya. Apalagi jika setiap pekerja memeliki peluang untuk naik jabatan. Maka kerja keras akan dilakukan untuk mengejar jabatan karena, otomatis gaji yang diperoleh akan naik juga.
Begitulah arul manusia yang hidup di dunia yang fana ini. Namun, bagi seorang Muslim janganlah hanya mengejar balasan materi di dunia atas aktivitasnya. Allah SWT yang telah menciptakan manusia dan menurunkan Alquran sebagai syariat kehidupan. Memberikan janji berbagai jenis balasan atau ganjaran bagi manusia yang telah melakukan amal saleh. Balasan dari Allah SWT seringnya tidak nampak dalam mata manusia sehingga manusia banyak yang lalai terhadap perintah-perintah-Nya.
Tetapi bagi seorang mukmin, keyakinan atas balasan dari Allah SWT atas kesalehannya adalah sesuatu yang pasti, tiada keraguan sedikitpun. Bahkan itulah yang selalu memecutnya untuk segera beramal saleh. Sehingga hari-harinya selalu semangat menjalani hidup penuh keberkahan tanpa kesia-siaan.
Shalat dua rakaat sebelum subuh, akan berusaha dilakukan karena selalu ingat akan keutamaannya. “Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).
Bersedekah akan selalu dilakukan dalam keadaan sempit dan lapang, karena keutamannya selalu terngiang dibenaknya.
"Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (sadaqah) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui“. (QS. Al-Baqoroh: 261).
Lalu bagaimana dengan balasan berdakwah. Karena banyak yang ga kuat dengan aktivitas ini. Ga kuat dengan pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, hingga pengorbanan nyawa sekalipun. Ga tahan dengan bullying tetangga, orang sekitar, hingga bullying di dunia maya. Pengemban dakwah dianggap sok tahu, sok paling bener hingga dianggap pemecah belah persatuan negara.
Firman Allah SWT, "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Q.S. Fushshilat : 33).
Juga hadist Nabi SAW, "Demi dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak niscaya Allâh akan mengirimkan siksa-Nya dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. Al-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi).
Begitulah fitrahnya manusia, selalu menginginkan balasan atas aktivitasnya. Namun, sebaik-baik balasan hanyalah dari Allah SWT semata. Jangan pernah mengharap balasan dari manusia karena akan tiada guna. Mari kita memohon kepada Allah SWT supaya dikuatkan iman ini, dan Rahmat-Nya selalu menaungi kita.