Senin 11 Jul 2022 17:01 WIB

Pedagang Mantel Hujan di Ambon Banjir Rezeki Saat Cuaca Ekstrem

Para pedagang meraup keuntungan dengan menaikkan harga barang.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pedagang musiman menawarkan jas hujan kepada pengendara yang melintas (ilustrasi). Sejumlah pedagang musiman di Kota Ambon, yang menjual mantel hujan, mengaku banjir rezeki dari penjualan saat cuaca ekstrem melanda Provinsi Maluku.
Foto: ANTARA/Riza Juanda
Pedagang musiman menawarkan jas hujan kepada pengendara yang melintas (ilustrasi). Sejumlah pedagang musiman di Kota Ambon, yang menjual mantel hujan, mengaku banjir rezeki dari penjualan saat cuaca ekstrem melanda Provinsi Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Sejumlah pedagang musiman di Kota Ambon, yang menjual mantel hujan, mengaku banjir rezeki dari penjualan saat cuaca ekstrem melanda Provinsi Maluku.

Hasil pantauan di beberapa lokasi penjualan, Senin (11/7/2022), terutama di Pasar Mardika, Pasar Batu Merah, maupun di emperan toko, terlihat banyak pedagang musiman yang melayani pembeli mantel hujan dengan harga yang bervariasi. Para pembeli umumnya membeli mantel ukuran satu set langsung, yakni baju dan celana. Sebabnya, hujan saat ini di Kota Ambon maupun Pulau Ambon secara keseluruhan cukup lebat sehingga harus mempergunakan mantel agar bisa bepergian.

Baca Juga

"Terpaksa harus membeli mantel hujan guna melindungi diri, sebab tidak bisa kemana-mana, hujan cukup lebat," kata Dorce, seorang warga yang tengah berbelanja kebutuhan pokok di pasar Mardika.

Dia mengatakan, para pedagang ini juga mempergunakan kesempatan untuk meraup keuntungan dengan menaikkan harga barang. Padahal, biasanya mantel sepasang dijual dengan harga Rp 15.000 per set. Namun, ternyata kini mereka jual dengan harga Rp 20.000, dan kalau baju saja di patok Rp 15.000 per buah.

"Tapi mau bagaimana pun kita harus beli, karena memang butuh," ujarnya.

Udin, pedagang mantel hujan di pintu masuk Pasar Mardika mengatakan, cuaca ekstrem berupa hujan deras yang terus melanda Ambon jadi kesempatan guna mencari keuntungan. Sebab, bagaimanapun harga mantel ditawarkan, tetap masyarakat yang datang ke pasar pada saat hujan turun pasti membelinya.

"Mantel hujan yang saya jual ini bermacam-macam, dan beraneka warna, tergantung pembeli yang senangi warna apa, kemudian mau membeli sepasang atau baju saja," ujarnya.

Ia menjelaskan, satu set mantel terdiri dari baju dan celana, dipatok harganya Rp 20.000. Kalau baju saja Rp 15.000," kebanyakan masyarakat membeli pasangan langsung yakni celana dan baju dengan ukuran besar," kata Udin.

Dia menjelaskan, sudah satu minggu berjualan mantel hujan sangat menguntungkan. Setiap hari mantel yang laku terjual mencapai empat hingga lima lusin atau 48 sampai 60 buah. "Kami beli dari agen dengan harga Rp 80.000 hingga Rp 85.000 per lusin, dengan perhitungan dijual dengan harga eceran itu Rp 10.000 per pak. Namun karena musim hujan ini ada teman-teman pedagang yang menjual dengan menaikkan harga, maka kami sepakat untuk satu harga saja, yakni Rp 20.000," kata dia.

"Namun kalau beli lebih satu atau tiga akan diturunkan harga Rp 15.000 per pak," lanjut Udin.

Pantauan yang dilakukan pada sejumlah toko pada pertokoan di kawasan pasar Mardika yang selama ini berjualan payung menjelaskan, sekarang ini jarang orang membeli payung, mereka lebih suka membeli mantel hujan dari pada payung. "Apalagi kalau hujan disertai dengan angin kencang sudah pasti basah, makanya mereka lebih memilih mantel," kata Usman pemilik toko Rejeki.

Harga payung sekarang ini bermacam-macam sesuai dengan ukuran dan model, harga yang dipatok mulai dari Rp 35.000, Rp 45.000 hingga Rp 60.000/buah.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement