Selasa 12 Jul 2022 16:19 WIB

Harga Kebutuhan Pokok Tinggi, Warga di Tasikmalaya Mengeluh

Harga kebutuhan pokok tinggi di antaranya adalah cabai, bawang merah, dan telur.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Pedagang di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, menjaga cabai yang dijajakannya, Senin (6/6/2022). Sejumlah warga di Kota Tasikmalaya mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang tinggi. Harga kebutuhan pokok yang masih tinggi di daerah itu di antaranya adalah cabai, bawang merah, dan telur.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pedagang di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, menjaga cabai yang dijajakannya, Senin (6/6/2022). Sejumlah warga di Kota Tasikmalaya mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang tinggi. Harga kebutuhan pokok yang masih tinggi di daerah itu di antaranya adalah cabai, bawang merah, dan telur.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah warga di Kota Tasikmalaya mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang tinggi. Harga kebutuhan pokok yang masih tinggi di daerah itu di antaranya adalah cabai, bawang merah, dan telur.

Salah seorang pemilik warung nasi, Atik (47 tahun), mengatakan, kenaikan harga bahan baku untuk usahanya sudah naik sejak sekitar sebulan terakhir. Baginya sebagai penjual makanan, kenaikan harga cabai yang paling berdampak untuk usahanya.

Baca Juga

"Cabe kerinting harganya Rp 25 ribu seperempat. Itu sudah sebulanan belum turun-turun," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (12/7/2022).

Tak hanya cabai, harga bawang merah juga disebut masih tinggi. Ia mengatakan, harga bawang merah di pasar pagi kawasan Simpang Lima Kota Tasikmalaya Rp 17 ribu untuk satu per empat kilogram. Padahal, harga bawang merah dalam kondisi normal hanya Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per seperempat kilogram.

"Sudah dua mingguan harganya seperti itu. Jadi biasanya beli seperempat, sekaramg cuma belanja Rp 10 ribu," ujar dia.

Sebagai pedagang kecil, Atik mengaku sangat keberatan dengan kenaikan harga cabai dan bawang, yang notebene menjadi kebutuhan pokok untuk usahanya. Alhasil, ia hanya membuat menu makanan seadanya.

Ia pun harus memutar modal yang dimilikinya. Sedikit modal yang biasanya digunakan untuk membeli rokok harus dialihkan untuk menambah pembelian cabai dan bawang.

"Jadi sekarang tidak jual rokok dulu. Modalnya nggak ada," kata dia.

Salah seorang warga Kota Tasikmalaya, Annisa (30 tahun), juga mengaku keberatan dengan tingginya harga kebutuhan pokok. Terkahir bebelanja ke Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya pada Selasa pagi, dengan uang senilai Rp 7.000 ia hanya dapat cabai rawit domba tak penuh segenggaman tangan.

"Mahal. Tadi beli cabai domba Rp 7.000 cuma sedikit. Segenggam nggak penuh," kata dia.

Meski begitu, ia mengaku tak terlalu terpengaruh dengan kenaikan harga cabai. Sebab, keluarganya bukan penggemar makanan pedas.

Kenaikan harga yang tak bisa diterimanya adalah untuk jenis telur. Sebab, telur disebut merupakan protein wajib ada setiap hari dalam menu makanan keluarganya.

"Telur minggu lalu masih Rp 25 sekilo, sekarang sudah Rp 26 ribu. Jadi tidak bisa nabung," ujar dia.

Berdasarkan laporan harga kebutuhan pokok di Pasar Cikurubuk per 12 Juli 2022, harga cabai, bawang merah, dan telur ayam, masih terpantau tinggi. Untuk cabai merah harganya di tempat itu masih berkisar Rp 120 ribu per kilogram. Sementara cabai merah kerinting harganya Rp 90 ribu per kilogram, cabai rawit merah (domba) Rp 90 ribu per kilogram, cabai rawit merah/japlak Rp 80 ribu per kilogram, dan cabai rawit hijau/japlak Rp 85 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk harga bawang merah masih berkisar Rp 60 ribu per kilogram. Untuk telur ayam negeri harganya masih berkisar Rp 27 per kilogram.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement