Rabu 13 Jul 2022 05:47 WIB

PT KAI Daop 4 Ungkap Pencurian di Atas Kereta Kaligung

Pelaku merupakan salah satu penumpang yang turun di Stasiun Pekalongan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Para penumpang Kereta Kaligung naik di Stasiun Semarang Poncol, Kamis (5/3/2021).
Foto: Humas Daop IV
Para penumpang Kereta Kaligung naik di Stasiun Semarang Poncol, Kamis (5/3/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT KAI Daop 4 Semarang membongkar tindak pidana pencurian yang menimpa seorang penumpang Kereta Kaligung, relasi Semarang Poncol-Cirebon Prujakan. Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro mengatakan, tindak pidana pencurian menimpa salah seorang penumpang pada Ahad (10/7/2022).

PT KAI pun meneruksan laporan itu kepada kepolisian untuk ditindaklanjuti. Menurut Krisbiyantoro, pengungkapan kasus itu bermula dari laporan salah seorang penumpang yang berangkat dari Stasiun Semarang Poncol dengan tujuan Pemalang. "Korban melapor kepada kondektur kereta telah kehilangan sebuah tas punggung berwarna hitam," katanya di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/7/2022).

Baca: Dirut Curhat Proyek LRT Jabodebek Jadi Beban PT KAI

Krisbiyantoro menerangkan, korban mengatakan tas tersebut berisi komputer jinjing, telepon seluler, serta sejumlah kunci. Laporan itu, kata dia, diteruskan ke kepolisian untuk penanganan lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan CCTV, lanjut dia, diketahui pelaku merupakan salah satu penumpang yang turun di Stasiun Pekalongan.

"Petugas yang sudah mengantongi identitas pelaku sudah mengamankan pelaku," ucap Krisbiyantoro. PT KAI Daop 4 Semarang, sambung dia, menyampaikan permohonan maaf atas tindak pencurian yang terjadi di atas kereta tersebut.

Krisbiyantoro mengajak penumpang untuk selalu mengawasi barang bawaan saat melakukan perjalanan dengan kereta. Selain itu, ia juga mengimbau kepada penumpang untuk melapor jika mengetahui ada gerak-gerik mencurigakan, seperti orang sering berpindah-pindah tempat duduk saat berada di kereta.

Baca: PT MRT Gandeng Kodam Jaya Jaga Keamanan Kereta dan Aset

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement