Jumat 15 Jul 2022 19:51 WIB

AS: Ketahanan Ekonomi Dunia Lebih Baik

IMF sempat memproyeksikan perekonomian global kontraksi hingga lima persen tahun ini.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen (kiri) berbicara bersama Minister of Economy, Planning and International Cooperation of Senegal Amadou Hott (tengah) dan moderator Kania Sutisnawinata†(kanan) saat sesi High Level Seminar on Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity rangkaian 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG)†G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/7/2022). Seminar tingkat tinggi tersebut membahas ancaman krisis pangan (food insecurity) sekaligus aksi global yang dapat dirintis anggota G20 demi mencegah krisis tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/POOL/Fikri Yusuf
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen (kiri) berbicara bersama Minister of Economy, Planning and International Cooperation of Senegal Amadou Hott (tengah) dan moderator Kania Sutisnawinata†(kanan) saat sesi High Level Seminar on Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity rangkaian 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG)†G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/7/2022). Seminar tingkat tinggi tersebut membahas ancaman krisis pangan (food insecurity) sekaligus aksi global yang dapat dirintis anggota G20 demi mencegah krisis tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen menyampaikan negara-negara di dunia telah lebih baik dalam menghadapi krisis. Berbagai bauran kebijakan digunakan merujuk pada identifikasi tantangan spesifik yang terjadi pada masing-masing negara.

"Pelajaran yang kita dapatkan dari krisis di masa lalu membuat kita bisa merespons krisis saat ini dengan cepat dan agresif, sehingga dampak yang muncul pada ekonomi global bisa lebih rendah," katanya dalam high level seminar Macroeconomic Policy Mix, Jumat (15/7/2022).

Baca Juga

IMF sempat memproyeksikan perekonomian global kontraksi hingga lima persen tahun ini. Tapi realisasinya hanya terkontraksi tiga persen. Menurutnya ini adalah bukti dan ia optimistis bahwa respons ekonomi global yang tepat akan menurunkan risiko kemunduran ekonomi.

Di emerging market, kebijakan yang terarah juga membuat kredibilitas meningkat. Institusi keuangan, pemerintahan, lembaga dan institusi membuat aliran modal asing tetap terjaga.

"Sekarang portofolio investasi mulai terus masuk ke emerging market," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement