REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Para siswa di Kota Tasikmalaya mulai kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah pada Senin (18/7/2022). Dalam pelaksanaannya, PTM di Kota Tasikmalaya diizinkan dengan kapasitas secara 100 persen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya untuk terus memantau pelaksanaan PTM di sekolah. Pihak sekolah juga diminta untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes) selama pelaksanaan PTM.
"Kami mengimbau pelaksanaan belajar tetap memperhatikan prokes. Harus terus diingatkan kalau Covid-19 ini masih ada," kata dia, Senin.
Karena itu, ia meminta semua pihak, termasuk sekolah tetap menerapkan prokes. Sebab, kunci agar kasus Covid-19 tak makin meluas adalah dengan penerapan prokes.
"Kami minta para guru dan kepala sekolah, termasuk orang tua agar tetap menerapkan prokes. Termasuk juga fasilitas prokes di sekolah harus dipastikan tersedia," ujar dia.
Kepala Disdik Kota Tasikmalaya, Ely Suminar, mengatakan, seluruh sekolah di Kota Tasikmalaya telah diberikan izin untuk melaksanakan PTM 100 persen. Izin itu diberikan lantaran saat ini Kota Tasikmalaya menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1.
"Namun kami imbau prokes tetap diterapkan. Jaga jarak, cuci tangan, dan pakai masker," kata dia.
Selain itu, Ely juga meminta sekolah untuk melakukan pengaturan terkait keluarnya siswa. Dengan begitu, kerumunan siswa setelah pulang sekolah dapat dihindari.
Ia juga mengaku telah melakukan pengecekan ke sejumlah sekolah untuk memastikan fasilitas prokes masih tersedia. Menurut dia, dari hasil pengecekan itu, fasilitas prokes di sekolah-sekolah masih dalam kondisi baik.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, penerapan prokes pada hari pertama masuk sekolah masih cenderung longgar. Masih ditemukan siswa yang tak mengenakan masker di ruang kelas. Selain itu, orang tua siswa yang mengantarkan anaknya masih banyak yang berkerumun.