REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap tahunnya, hampir seluruh umat Islam di dunia merayakan hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW?
Baik itu dirayakan dengan acara pengajian, bershalawat, bahkan kajian-kajian keagamaan di majelis-majelis ilmu.
Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis, mengatakan, umat Islam merayakan Maulid Nabi Muhammadiyah SAW karena gembira atas peringatan hari lahir orang yang paling mulia yang pernah hadir di muka bumi sebab, sejak Rasulullah SAW lahir ke muka bumi kehadirannya telah mendatangkan rahmat bagi alam semesta.
"Karena sejak Rasululullah SAW lahir, (beliau) sudah mendatangkan rahmat bagi kita," kata Kiai Cholil saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (21/7/2022). Dia menyatakan dalam Alquran surat Yunus ayat 58, Allah SWT berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah, "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."
Untuk itu Kiai Cholil menekankan, ketika hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tiba maka dianjurkan bagi umat Islam untuk berbahagia.
Kebahagiaan itu dapat diimplementasikan dengan melakukan sejumlah hal yang positif. Bisa dilakukan dengan menggelar kajian-kajian, shalawat, dan juga berkumpul bersama orang-orang saleh dalam suatu majelis ilmu.
Bahkan Allah SWT berjanji bahwa barang siapa yang membaca shalawat satu kali, maka akan diganjar dengan 10 kebajikan.
Dan tentunya, tibanya hari kelahiran Nabi harus dijadikan momentum bagi umat Islam untuk berinterospeksi diri. Kiai Cholil berpesan bahwa momentum Maulid Nabi Muhammad SAW harus dijadikan upaya bagi umat Islam untuk mengenang Nabi Muhammad SAW dan meneladani segala sikap yang diajarkan Rasulullah SAW.
"Menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW itu salah satu tujuannya adalah untuk mengenang Rasulullah SAW, bagaimana kita meneladani beliau," ujarnya.