Jumat 22 Jul 2022 05:18 WIB

Inggris Beri Sanksi Impor Batu Bara dan Minyak dari Rusia

Inggris dan aliansi baratnya beri sejumlah paket sanksi terkoordinasi terkait Rusia

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Aktivis organisasi lingkungan Greenpeace melukis kata-kata perang bahan bakar di lambung kapal yang membawa minyak Rusia. Inggris bersama aliansi baratnya telah memberi sejumlah paket sanksi terkoordinasi terkait Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ilustrasi.
Foto: Frank Molter/dpa via AP
Aktivis organisasi lingkungan Greenpeace melukis kata-kata perang bahan bakar di lambung kapal yang membawa minyak Rusia. Inggris bersama aliansi baratnya telah memberi sejumlah paket sanksi terkoordinasi terkait Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Inggris bersama aliansi baratnya telah memberi sejumlah paket sanksi terkoordinasi terkait Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah Rusia melakukan operasi militer khusus ke Ukraina. Inggris akan memberlakukan beberapa sanksi baru terhadap impor batu bara dan bahan bakar minyak dari Rusia. Demikian keterangan dokumen yang disiarkan oleh pemerintah pada Kamis (21/7/2022).

Larangan impor batu bara akan berlaku per tanggal 10 Agustus 2022. Sedangkan sanksi untuk impor minyak dari Rusia akan dilaksanakan pada 31 Desember 2022.

Baca Juga

Sebelumnya pada Kamis pagi, larangan impor emas dari Rusia ke Inggris telah berlaku. "Peraturan ini melarang impor minyak dan produk minyak, batu bara dan produk batu bara, dan emas. Ini juga melarang pemberian bantuan teknis, layanan keuangan dan dana, serta layanan perantara terkait produk tersebut," demikian pernyataan pemerintah Inggris.

Selain itu, Uni Eropa setuju untuk melarang impor emas Rusia termasuk perhiasan dan membekukan aset bank terbesar Rusia, Sberbank, pada Rabu (20/7/2022) sebagai bagian atas sanksi baru terhadap operasi militer khusus Rusia di Ukraina. Moskow meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari atas jawaban terhadap permintaan bantuan dari separatis di Donetsk dan Luhansk, di timur wilayah Donbas, di tengah peningkatan serangan oleh pasukan Kiev.

Presiden Rusia Vladimir Putinpun berkomentar terkait sanksi tekanan kepada negerinya. Dia berulang kali menegaskan bahwa pembatasan yang dilakukan oleh barat, terutama untuk impor minyak dan gas dari Rusia, menjadi bumerang bagi mereka yang telah melaksanakannya.

sumber : Sputnik-OANA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement