Ahad 24 Jul 2022 10:26 WIB

Pekalongan Target PAUD Terapkan Kurikulum Merdeka 

Kurikulum Merdeka untuk mewujudkan generasi yang lebih inovatif dan kreatif.

Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Pemkot Pekalongan, Jawa Tengah, menargetkan mampu menerapkan Kurikulum Merdeka untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD).
Foto: pixabay
Ilustrasi. Pemkot Pekalongan, Jawa Tengah, menargetkan mampu menerapkan Kurikulum Merdeka untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, menargetkan mampu menerapkan Kurikulum Merdeka untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) secara serentak pada tahun ini. Saat ini, jumlah lembaga pendidikan anak usia dini, baik formal maupun nonformal, sebanyak 165 unit.

"Guna mewujudkan target ini, kami menggelar workshop implementasi Kurikulum Merdeka untuk pendidik PAUD," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Zainul Hakim di Pekalongan, Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga

Ia yang didampingi Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Sherly Imanda Hidayah mengatakan seluruh peserta yang terdiri atas pendidik ini akan diberikan materi pengenalan terkait perubahan Kurikulum 2013 menuju Kurikulum Merdeka dan bagaimana penyusunannya. "Kami berharap usai workshop pendidik PAUD ini para peserta dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh agar mampu memberikan stimulasi secara baik dan benar melalui pendekatan proyek, sehingga pada hasil akhirnya terwujud anak-anak yang lebih kreatif dan kritis dalam menyelesaikan masalah," katanya.

Bunda Pendidikan Anak Usia Dini Kota Pekalongan Inggit Soraya menjelaskan konsep Kurikulum Merdeka bukan berarti anak-anak tidak diberi aturan dalam proses belajar. Namun, mereka diberikan kebebasan lebih untuk memilih bakat dan cara belajarnya.

Apalagi, ia mengatakan, Kurikulum Merdeka ini dianggap sangat sesuai diterapkan untuk jenjang PAUD dimana mereka lebih nyaman bermain sambil belajar. Dia mengatakan, pengenalan Kurikulum Merdeka tidak hanya dibutuhkan oleh pendidik tetapi juga oleh orang tua karena selama ini banyak wali siswa yang menginginkan anaknya bisa mahir membaca, menulis, dan berhitung agar setelah lulus dari pendidikan PAUD bisa siap melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.

"Selama ini, dari orang tua menginginkan anaknya untuk persiapkan sekolah dasar harus bisa membaca, menulis, dan berhitung, ini anggapan yang salah. Oleh karena itu, semoga ada sosialisasi untuk orang tua, tidak hanya untuk para guru saja," katanya.

Inggit Soraya menambahkan penerapan Kurikulum Merdeka jenjang PAUD ini dapat mewujudkan generasi yang lebih inovatif dan kreatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement