REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China meluncurkan kedua dari tiga modul stasiun luar angkasa ke orbit pada Ahad (24/7/2022). Tiga modul stasiun luar angkasa itu meninggalkan China dengan satu langkah terakhir sebelum memiliki stasiun yang beroperasi penuh.
Stasiun luar angkasa Tiangong diharapkan akan berawak dan beroperasi pada akhir 2022, serta modul ketiga dan terakhir dijadwalkan diluncurkan pada Oktober. Modul Ahad (24/7/2022) berisi tiga area tidur dan ruang untuk penelitian ilmiah, menurut Agence France-Presse.
Dilansir dari FoxNews, Senin (25/7/2022), Tiangong diterjemahkan menjadi “istana surgawi” dalam bahasa Inggris. Jika berhasil diselesaikan, stasiun ini diharapkan bertahan lebih dari 10 tahun di orbit.
Astronaut China kembali dari perjalanan enam bulan dengan modul pertama pada April. Tim tersebut ditugaskan untuk menyelesaikan persiapan modul yang awalnya diluncurkan pada April 2021. Peluncuran modul kedua Ahad dilakukan tanpa awak.
China harus mengandalkan stasiun luar angkasanya sendiri setelah dilarang mengakses Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) karena keberatan Amerika Serikat (AS).
Investasi China dalam penerbangan luar angkasa dan teknologi roket lainnya datang di tengah perlombaan senjata yang sedang berlangsung dengan AS dan Rusia. Ketiga negara tersebut saat ini sedang mengembangkan senjata hipersonik.
AS berhasil menguji coba rudal hipersonik di lepas pantai California pada awal Juli. Rudal yang diproduksi Lockheed Martin disebut Air-Launched Rapid Response Weapon (ARRW). Senjata hipersonik terbang di atmosfer atas dan mencapai kecepatan luar biasa hingga 5 Mach atau lebih dari 3.800 mil per jam.