Senin 25 Jul 2022 13:50 WIB

Pemkot Surabaya Hentikan Tunjungan Fashion Week karena Ganggu Lalu Lintas

Konsep busana diminta rapi dan pantas sesuai karakter Arek Suroboyo.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Sejumlah warga menggelar peragaan busana di tempat penyeberangan atau zebra cross di jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur,  Ahad (24/7/2022). Aksi fashion on the street itu untuk meramaikan kawasan wisata Heritage Tunjungan Romansa yang ramai wisatawan.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Sejumlah warga menggelar peragaan busana di tempat penyeberangan atau zebra cross di jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (24/7/2022). Aksi fashion on the street itu untuk meramaikan kawasan wisata Heritage Tunjungan Romansa yang ramai wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya menghentikan kegiatan Tunjungan Fashion Week yang digelar di Jalan Tunjungan pada Ahad (24/7/2022) malam. Kegiatan fashion show yang diinisiasi anak muda di Jalan Tunjungan itu terpaksa dihentikan karena dianggap mengganggu kenyamanan pengendara dan ketertiban lalu lintas (lalin).

"Kemarin kita hentikan kegiatan Tunjungan Fashion Week di kawasan Jalan Tunjungan. Ini bukan soal tidak pro kreasi atau pro kreasi khas anak muda. Tapi ini soal kebaikan bersama, kenyamanan pengguna jalan, dan aktivitas yang tidak menimbulkan kemacetan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Senin (25/7/2022)

Baca Juga

Eri menyatakan, penghentian kegiatan itu bukan berarti Pemkot Surabaya tidak pro kreasi seni. Menurutnya, kegiatan serupa dapat dilakukan di tempat dan momen lain. Misalnya, ketika agenda Car Free Day (CFD) atau dapat digelar di Balai Pemuda serta sejumlah ruang terbuka hijau lainnya di Kota Pahlawan. Ini bisa dilakukan sebagai unjuk kreasi fashion anak-anak muda Surabaya.

"Bisa digelar di Balai Pemuda dan berbagai ruang terbuka hijau, dengan tetap jaga kebersihan dan tidak merusak taman. Atau di pedestrian dengan konsep terjadwal dan berizin, supaya bisa diatur agar tidak mengurangi kenyamanan masyarakat luas," ujarnya.

Eri meyakini, kreasi semacam ini tidak akan menimbulkan kemacetan jika digelar saat acara Car Free Day atau ruang-ruang publik non jalan raya. Eri hanya berpesan, kegiatan yang digelar harus benar-benar menginspirasi dan mencerminkan karakter khas arek-arek Suroboyo.

"Soal konsep outfit-nya, silahkan berkreasi. Namun, harus tetap menginspirasi. Ojok pating pecotot (tidak rapi) dan sing gak karu-karuan (tidak pantas), juga harus mencerminkan karakter khas arek Suroboyo," ujarnya.

Eri menambahkan, pada November 2021, Pemkot Surabaya telah meluncurkan program di Jalan Tunjungan berupa 'Tunjungan Romansa'. Konsep tersebut disediakan sebagai ruang kreasi seni, budaya, dan ekonomi kreatif di Kota Surabaya.

"Musik, fashion, kuliner, dan beragam kreasi melebur di Tunjungan Romansa. Sebagian dikonsep di area pedestrian, namun teratur dan tidak mengganggu pengguna jalan," kata Eri.

Sedangkan terkait fashion, kata dia, Pemkot Surabaya juga telah memfasilitasi dalam berbagai pergelarannya. Termasuk dengan menampilkan brand-brand lokal dan Usaha Mikro Kecil secara rutin, lewat Surabaya Fashion Week dan program lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement