Rabu 27 Jul 2022 12:02 WIB

Kapolri Ajak Santri Pondok Buntet Pesantren Jaga Persatuan dan Kesatuan NKRI

Ideologi Pancasila sudah final dan tidak bisa ditawar lagi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberikan sambutan.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberikan sambutan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengajak, para santri Pondok Buntet Pesantren Cirebon menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Sebab, setiap saat, persatuan dan kesatuan tersebut menjadi kunci utama untuk menjaga keutuhan NKRI. 

Ajakan tersebut disampaikan Kapolri saat menghadiri Doa Polri untuk Negeri Pesantren Kawal NKRI, dalam rangkaian Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren, Kabupaten Cirebon, Selasa (26/7/2022) malam.

Menurut Listyo, Indonesia memiliki banyak keragaman suku, budaya, dan hal itulah yang membuat negara maju. Jika keberagaman tersebut dihilangkan, maka berpotensi menimbulkan permusuhan antar sesama saudara sebangsa tanah air.

"Kita harus sepakat persatuan dan kesatuan harus dijaga. NKRI harga mati. Kalau ada yang mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan, tugas kita memarahinya. Kita harus mewariskan persatuan kepada generasi muda sehingga visi Indonesia emas pada tahun 2045 dapat tercapai," katanya.

Listyo mengingatkan, ideologi Pancasila sudah final dan tidak bisa ditawar lagi. Kata dia, saat ini, banyak oknum tidak bertanggung jawab yang mencoba meninggalkannya.

"Saya juga memohon kepada para kiai, ulama, dan santri untuk menjaga Indonesia, menjaga NKRI, dan menjaga Pancasila. Kalau ada yang mencoba membawa ke arah lain, kita ingatkan karena ini menjadi tugas kita bersama," tuturnya.

Kapolri menambahkan, tugas Polri dalam menjaga stabilitas kamtibmas juga tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari para ulama, kiai, dan santri, khususnya Pondok Buntet Pesantren. Pihaknya meminta, bantuan para kiai dan ulama dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.

"Terutama di wilayah-wilayah yang tidak dapat dijangkau kaki dan tangan Polri. Sehingga wilayah tersebut dapat disentuh oleh para kiai dan ulama demi terjaganya situasi kamtibmas yang kondusif. Sinergitas ini harus berjalan demi memajukan bangsa Indonesia," cetusnya.

Dia menyampaikan, nilai-nilai luhur yang diwariskan para leluhur yang menjadi catatan harum dalam sejarah juga harus diteladani oleh para santri Pondok Buntet Pesantren. Terutama perjuangan KH Abbas, yang juga santri Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama) melawan penjajah dalam pertempuran 10 November di Surabaya.

"Pondok Buntet Pesantren sejak dulu punya peranan penting dalam Pergerakan Nasional. Para pendirinya dengan teguh memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Semangat tersebut harus diwariskan dan dimiliki para santri dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI," tandasnya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement