REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero) memastikan Kapal Mesin (KM) Ciremai hanya mengangkut anak buah kapal (ABK) saat kemunculan asap pada posisi labuh jangkar berjarak 3,2 mil laut (nautical mile/NM) dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (28/7/2022).
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Opik Taupik dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakankapal hanya diisi oleh kru kapal dan tidak mengangkut penumpang umum karena sedang menunggu jadwal pelayaran."Tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini dan situasi sudah sepenuhnya aman terkendali," ujar Opik Taupik.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni Opik Taupik menginformasikan Anak Buah Kapal (ABK) KM Ciremai dapat mengendalikanasap dengan penanganan cepat dan bantuan berbagai pihak, seperti Komando Lintas Laut Militer dan Pangkalan Utama Angkatan Laut di Tanjung Priok. Kemudian Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok dan Korps Kepolisian Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Republik Indonesia, armada Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta kapal tunda (tug boat) milik PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo (Persero).
"Alhamdulillah sumber asap sudah berhasil kami tangani dan saat ini kami fokus melakukan pemeriksaan terkait penyebab munculnya asap di KM Ciremai," ujar Opik.
Saat ini otoritas terkait sedang melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui penyebab kemunculan asap pada KM Ciremai.KM Ciremai merupakan kapal yang melayani rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-BauBau-Sorong-Manokwari-Biak-Jayapura-Biak-Manokwari-Sorong-Namlea-BauBau-Makassar-Surabaya-Tanjung Priok.
Diketahui, KM Ciremai maupun seluruh armada kapal PT Pelni (Persero) dilengkapi dengan alat keselamatan yang sesuai dengan standar internasional dan ABK pun terlatih dalam menghadapi situasi darurat.
PT Pelni (Persero) juga memiliki komando penanganan cepat (Management Response Team/ MRT) yang bertugas ketika terjadi insiden di atas kapal.