Sabtu 30 Jul 2022 08:56 WIB

Wisata Honduras Mulai Pakai Mata Uang Digital untuk Transaksi

Orang-orang kini bisa membayar minuman dingin dengan mata uang kripto.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nora Azizah
Orang-orang dapat membayar minuman dingin dengan kripto di jalan-jalan
Foto: www.wikimedia.com
Orang-orang dapat membayar minuman dingin dengan kripto di jalan-jalan "Bitcoin Valley".

REPUBLIKA.CO.ID, TEGUCIGALPA -- Orang-orang dapat membayar minuman dingin dengan kripto di jalan-jalan "Bitcoin Valley". Sebuah proyek di daerah kantong wisata Honduras di Santa Lucia itu telah memasuki tren mata uang digital.

Kota kecil di pegunungan yang bisa ditempuh 20 menit dari ibu kota Tegucigalpa ini telah menjadi kota bitcoin. Pemilik bisnis besar dan kecil di Santa Lucia beradaptasi untuk menangani mata uang kripto sebagai pembayaran, berharap dapat menarik lebih banyak pariwisata.

Baca Juga

"Ini akan membuka lebih banyak peluang dan menarik lebih banyak orang yang ingin menggunakan mata uang ini," kata manajer alun-alun perbelanjaan Los Robles Cesar Andino, dilansir dari reuters, Sabtu (30/7/2022).

Proyek "Bitcoin Valley" menargetkan 60 bisnis untuk awalnya dilatih dan mengadopsi mata uang kripto untuk memasarkan produk dan layanannya. Upaya ini diharapkan dapat menyebarkan praktik ini ke lebih banyak perusahaan dan area terdekat.

Inisiatif ini dikembangkan bersama oleh organisasi Blockchain Honduras, konsorsium pertukaran mata uang kripto Guatemala Coincaex, Technological University of Honduras, dan kotamadya Santa Lucia. "Komunitas Santa Lucia akan dididik untuk menggunakan dan mengelola mata uang kripto, menerapkannya dalam bisnis yang berbeda di wilayah tersebut dan menghasilkan pariwisata kripto," ujar Profesor di Technological University of Honduras Ruben Carbajal Velazquez.

Keputusan negara Amerika Tengah pada bitcoin terhambat oleh penurunan pasar kripto dan skeptisisme dari pemberi pinjaman multilateral dan lembaga pemeringkat. Kepemilikannya yang diungkapkan secara publik sebesar 105 juta dolar AS sekarang bernilai sekitar 57 juta dolar AS.

Untuk mengatasi volatilitas, menurut Pendiri organisasi Block Chain Honduras Leonardo Paguada, "Bitcoin Valley" Honduras akan memungkinkan pedagang menerima pembayaran instan dalam mata uang lokal, menghilangkan risiko fluktuasi mata uang kripto.

Kritik terhadap ekspansi bitcoin telah memperingatkan bahwa operasi semacam ini dapat memicu pencucian uang dan ketidakstabilan keuangan sambil meningkatkan kesenjangan digita. Bagian masyarakat yang lebih miskin mungkin berjuang untuk mengakses teknologi itu.

Selain Honduras, Beberapa negara Amerika Latin sedang mengeksplorasi potensi mata uang kripto. Pada September 2021, El Salvador mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah yang memiliki "Bitcoin Beach" sendiri di kota hotspot selancar El Zonte.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement