REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH - Pada Senin (1/8/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi akan bertolak ke Phnom Penh, Kamboja. Retno akan mengikuti rangkaian Pertemuan ke-55 Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN atau 55TH ASEAN Foreign Ministers' Meeting (55TH AMM)/Post Ministerial Conference (PMCs) yang akan dimulai dari 2 hingga 5 Agustus 2022.
Di sela-sela rangkaian pertemuan tersebut, Retno bakal bertemu otoritas Kamboja. Adapun pertemuan tersebut akan membahas menyoal perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di Kamboja khususnya isu perusahaan penipuan berbasis daring (online scam) berkedok investasi, di mana WNI menjadi target penipuan.
Menlu Retno pada Sabtu (30/7/2022) meminta untuk pertemuan khusus di sela AMM ke-55 di Phnom Penh perihal isu ini langsung kepada Menlu Kamboja Prak Sokohnn. Menurutnya Prak Sokhonn sudah menyetujui permintaan Retno dan bersedia untuk memfasilitasi pertemuan.
"Sebagai salah satu upaya pencegahan agar tidak lagi terulang kasus penipuan perusahaan online scam, saya berencana melakukan pertemuan dengan otoritas Kamboja guna membahas langkah-langkah selanjutnya," kata Retno dalam press briefing Sabtu malam.
"Diperoleh konfirmasi bahwa pertemuan saya dengan Commissioner General, seperti Kapolri kalau di Indonesia, akan dilakukan pada tanggal 2 Agustus pagi di Markas Besar Kepolisian Kamboja di Phnom Penh," tukasnya.
Retno memastikan bahwa 55 WNI yang disekap oleh perusahaan penipuan berbasis daring (online scam) di Sihanoukville, Kamboja, telah diselamatkan. Mereka dalam keadaan selamat dan sehat dan hingga kini masih dalam proses penyelidikan untuk nantinya direpatriasi ke Tanah Air.
"Semua 55 WNI dalam kondisi sehat. Sedangkan, lima orang WNI lain yang juga korban penyekapan sedang diupayakan untuk dievakuasi ke tempat aman," ujarnya.
Retno menjelaskan sejak menerima laporan tentang penyekapan WNI di Kamboja, pemerintah segera melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan mereka, termasuk berkoordinasi dengan Menlu Kamboja Prak Sokhonn. Kasus penipuan kerja di luar negeri bermodus online scam ini terus berulang sejak 2021. Ratusan WNI sudah diselamatkan dan dipulangkan, namun kasus serupa terus berulang dengan jumlah yang meningkat.
Retno menegaskan bahwa kesadaran masyarakat mengenai modus-modus penipuan perlu diintensifkan serta kerja sama lintas-negara perlu terus didorong. "Sekali lagi, langkah pencegahan harus dilakukan secara serius. Kita harus tangani masalah ini dari dan sampai akarnya. Perlu penegakan hukum yang tegas, saya ulangi, perlu penegakan hukum secara tegas, terhadap para perekrut di dalam negeri," katanya.