Senin 01 Aug 2022 14:59 WIB

Nancy Pelosi Tiba di Singapura 

Pelosi dijadwalkan bertemu Presiden Singapura Halimah Yacob dan perdana menteri.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria menggunakan kaca pembesar untuk membaca berita utama surat kabar yang melaporkan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Asia, di sebuah stand di Beijing, Minggu, 31 Juli 2022. Pelosi, Minggu, mengkonfirmasi bahwa dia akan mengunjungi empat negara Asia minggu ini tetapi tidak menyebutkannya. tentang kemungkinan pemberhentian di Taiwan yang telah memicu ketegangan dengan Beijing, yang mengklaim pulau demokrasi itu sebagai wilayahnya sendiri.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Seorang pria menggunakan kaca pembesar untuk membaca berita utama surat kabar yang melaporkan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Asia, di sebuah stand di Beijing, Minggu, 31 Juli 2022. Pelosi, Minggu, mengkonfirmasi bahwa dia akan mengunjungi empat negara Asia minggu ini tetapi tidak menyebutkannya. tentang kemungkinan pemberhentian di Taiwan yang telah memicu ketegangan dengan Beijing, yang mengklaim pulau demokrasi itu sebagai wilayahnya sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Ketua House of Representative Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi tiba di Singapura pada Senin (1/8/2022) pagi. Pelosi memulai tur Asia ketika spekukasi tentang kemungkinan kunjungannya ke Taiwan yang telah memicu ketegangan antara Washington dengan Beijing.

Seseorang yang mengetahui masalah tersebut membenarkan bahwa Pelosi dan delegasinya mendarat di Singapura sebelum fajar. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan, Pelosi dijadwalkan bertemu dengan Presiden Singapura Halimah Yacob dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong. 

Baca Juga

Pelosi juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah menteri kabinet. Pelosi juga diharapkan menghadiri resepsi koktail dengan Kamar Dagang Amerika di Singapura. Sejauh ini tidak ada akses media untuk meliput kunjungan Pelosi.

Dalam sebuah pernyataan selama akhir pekan, Pelosi mengatakan, dia akan mengunjungi Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang untuk membahas perdagangan, pandemi Covid-19, perubahan iklim, keamanan, dan pemerintahan yang demokratis. Pelosi tidak mengkonfirmasi rumor terkait rencana kunjungannya ke Taiwan. 

Jika kunjungan Pelosi ke Taiwan dikonfirmasi, maka ini akan menjadi lompatan bagi karir bagi Pelosi, yang semakin memanfaatkan posisinya di Kongres sebagai utusan AS di panggung global. Pelosi telah lama menantang China tentang hak asasi manusia dan menyatakan keinginny mengunjungi Taiwan awal tahun ini.

Delegasi yang ikut dalam rombongan Pelosi antara lain, Perwakilan AS Gregory Meeks, Ketua Komite Urusan Luar Negeri  Mark Takano, Ketua Komite untuk Urusan Veteran Suzan DelBene, dan Wakil Ketua Komite Sarana. Selain itu, ada pula anggota Komite Tetap Intelijen dan Ketua Subkomite Kebijakan Ekonomi dan Konsumen dari Komite Pengawasan dan Reformasi DPR, Raja Krishnamoorthi, dan anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Angkatan Bersenjata, Andy Kim.

Dalam panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden pekan lalu, Presiden China Xi Jinping memperingatkan agar Washington tidak ikut campur dalam urusan Beijing yang terkait dengan Taiwan. Beijing menilai kontak resmi Amerika dengan Taiwan sebagai dorongan untuk membuat kemerdekaan de facto yang telah berlangsung puluhan tahun menjadi permanen. Jika dikonfirmasi, Pelosi akan menjadi pejabat Amerika terpilih dengan peringkat tertinggi yang mengunjungi Taiwan sejak mantan pemimpin parlemen Newt Gingrich pada 1997.

Taiwan dan China berpisah pada 1949 setelah komunis memenangkan perang saudara di daratan. Kedua belah pihak mengatakan mereka adalah satu negara tetapi tidak dengan setuju pemerintahan mana yang berhak atas kepemimpinan nasional.  Mereka tidak memiliki hubungan resmi tetapi terikat oleh perdagangan dan investasi. Beijing mempromosikan "prinsip Satu China" dengan mengatakan bahwa, mereka merupakan satu negara dan Partai Komunis adalah pemimpinnya.

Amerika Serikat mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing pada 1979. Tetapi mempertahankan hubungan informal dengan Taiwan.  Washington diwajibkan oleh undang-undang federal untuk memastikan bahwa Taiwan memiliki sarana untuk membela diri.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement