Selasa 02 Aug 2022 08:27 WIB

Pemimpin Alqaeda Tewas dalam Serangan Drone AS

Pemimpin Alqaeda Ayman al-Zawahiri tewas dalam serangan pesawat tak berawak

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pemimpin Alqaidah yang baru, Ayman al-Zawahiri
Foto: MuslimDialy
Pemimpin Alqaidah yang baru, Ayman al-Zawahiri

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemimpin Alqaeda Ayman al-Zawahiri tewas dalam serangan pesawat tak berawak oleh CIA di Afghanistan selama akhir pekan. Ini menjadi pukulan terbesar bagi kelompok militan tersebut sejak pendirinya Osama bin Laden tewas pada 2011.

Zawahiri membantu mengoordinasikan serangan 11 September 2001, yang menewaskan hampir 3.000 orang.  Salah satu pejabat Amerika Serikat (AS) yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, CIA melakukan serangan pesawat tak berawak di ibukota Afghanistan Kabul pada Ahad (31/7/2022).

"Selama akhir pekan, Amerika Serikat melakukan operasi kontraterorisme terhadap target signifikan Alqaeda di Afghanistan. Operasi itu berhasil dan tidak ada korban sipil," kata seorang pejabat senior pemerintah dalam sebuah pernyataan kepada wartawan.  

Tidak diketahui bagaimana Amerika Serikat yang tidak memiliki pasukan di lapangan mengkonfirmasi bahwa Zawahiri telah terbunuh. Dalam beberapa tahun terakhir rumor tentang kematian Zawahiri telah muncul. Dia telah lama dilaporkan dalam kondisi kesehatan yang buruk. Kematiannya menimbulkan pertanyaan apakah Zawahiri menerima perlindungan dari Taliban, setelah mereka mengambil alig Kabul pada Agustus 2021.

Serangan pesawat tak berawak itu adalah serangan AS pertama yang diketahui di Afghanistan sejak pasukan dan diplomat AS meninggalkan negara itu pada Agustus 2021. Langkah itu dapat meningkatkan kredibilitas jaminan Washington bahwa Amerika Serikat masih dapat mengatasi ancaman dari Afghanistan tanpa kehadiran militer di negara itu.  

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membenarkan bahwa serangan itu terjadi. Dia mengecam keras serangan itu dan menyebutnya sebagai pelanggaran prinsip-prinsip internasional.

Zawahiri sebelumnya dikabarkan berada di daerah suku Pakistan atau di pedalaman Afghanistan. Namun keberadaan dia secara pasti tidak diketahui sampai serangan itu terjadi.  Sebuah video yang dirilis pada April menunjukkan bahwa, Zawahiri mendukung seorang wanita Muslim India karena menentang larangan mengenakan jilbab. Munculnya video ini menghilangkan rumor bahwa dia telah meninggal dunia.

Sebuah ledakan keras bergema di Kabul pada Ahad pagi. "Sebuah rumah terkena roket di Sherpoor. Tidak ada korban jiwa karena rumah itu kosong," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Abdul Nafi Takor.

Seorang sumber Taliban yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, ada laporan setidaknya satu pesawat tak berawak terbang di atas Kabul pada Ahad. Zawahiri bersama anggota Alqaeda lainnya diyakini telah merencanakan serangan pada 12 Oktober 2000 terhadap kapal angkatan laut USS Cole di Yaman. Situs web Rewards for Justice mengatakan, serangan ini menewaskan 17 pelaut AS dan melukai lebih dari 30 lainnya.

Zawahiri didakwa di Amerika Serikat atas perannya dalam pengeboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania pada 7 Agustus 1998 yang menewaskan 224 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.  Osama bin Laden maupun Zawahiri lolos dari penangkapan ketika pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban Afghanistan pada akhir 2001, setelah serangan 11 September.

Keputusan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk membunuh Zawahiri pasti akan dibandingkan dengan sikap hati-hati yang awalnya dia ambil dalam pertemuan yang mengarah pada perintah Presiden Barack Obama untuk serangan Pakistan yang menewaskan bin Laden pada tahun 2011.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement