REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker paru merupakan jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian pada 2020. Penyakit ini bisa diwaspadai lewat beberapa gejala awal, termasuk cara batuk.
Secara umum, kanker paru merupakan kanker yang agresif dan bisa menyebar dengan cepat. Diagnosis dan pengobatan dini bisa membantu meningkatkan harapan hidup pasien dalam lima tahun ke depan atau lebih.
Ada beragam faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker paru pada seseorang. Namun, faktor risiko utama dari kanker paru adalah merokok. Sekitar 80-90 persen kasus kanker paru berkaitan dengan kebiasaan tersebut.
Agar bisa menemukan kanker paru lebih dini, ada beberapa tanda peringatan awal yang patut diwaspadai. Salah satu di antaranya adalah batuk yang persisten. Batuk yang dipicu oleh kanker paru umumnya berlangsung selama beberapa pekan atau jangka panjang.
Tanda lain yang patut diwaspadai adalah warna lendir atau dahak saat batuk. Pada kanker paru, dahak yang keluar saat batuk biasanya berwarna kemerahan atau kuning kecoklatan.
"Bila Anda batuk mengeluarkan dahak berwarna seperti ini, segera kunjungi dokter Anda," jelas Lung Cancer Foundation of America, seperti dilansir Mirror, Kamis (4/8/2022).
Banyak orang yang juga mengaitkan batuk berdarah dengan kanker paru. Batuk berdarah memang merupakan salah satu gejala umum dari kanker paru. Akan tetapi, gejala ini juga bisa disebabkan oleh penyakit lain seperti infeksi saluran pernapasan atas, bronkitis, dan asma, seperti dilansir Medical News Today.
Pada kanker paru, batuk berdarah biasanya disertai dengan beberapa gejala lain. Misalnya, batuk persisten, sesak napas yang terus-menerus, lelah atau berat badan turun tanpa sebab yang diketahui, serta rasa sakit atau nyeri ketika bernapas atau batuk.
American Cancer Society juga mengungkapkan ada beberapa efek samping yang mungkin disebabkan oleh kanker paru. Sebagai contoh, suara serak, penurunan nafsu makan, infeksi pernapasan berulang, dan kemunculan mengi.