REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan telah membatalkan lalu lintas penerbangan dari dan ke wilayahnya pada Kamis (4/8/2022). Hal itu sehubungan dengan latihan militer yang digelar China di Selat Taiwan, mencakup latihan penembakan artileri.
Menurut laporan China Times, setidaknya 40 penerbangan dari dan ke Taiwan telah dibatalkan karena latihan militer yang digelar China. Belum ada laporan apakah latihan militer Negeri Tirai Bambu turut memengaruhi rute pelayaran dari dan ke Taiwan.
Jika lalu lintas pelayaran turut terdampak, hal itu berpotensi mengguncang perekonomian global. China sudah mengumumkan, latihan militer di Selat Taiwan akan digelar hingga Ahad (7/8/2022).
Taiwan diketahui memproduksi setengah cip yang digunakan di gawai, mobil, komputer tablet, dan perangkat elektronik lainnya. “Gangguan signifikan apa pun akan menciptakan gelombang kejutan bagi industri global,” ungkap Rajiv Biswas dari S&P Global Market Intelligence.
Perdagangan antara Taiwan dan China sebenarnya berkembang signifikan. Nilai perdagangan di antara mereka melonjak 26 persen tahun lalu, yakni menjadi 328,3 miliar dolar AS. Taiwan mengungkapkan, penjualan cip ke pabrik-pabrik di China naik 24,4 persen menjadi 104,3 miliar dolar AS.
China telah memulai latihan militer terbesar di sekitar Selat Taiwan pada Kamis. Latihan itu dilaksanakan sehari setelah kunjungan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei. "Dari pukul 12:00 hari ini hingga pukul 12.00 pada tanggal 7 (Agustus), latihan militer penting Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sedang berlangsung," kata China Central Television (CCTV) dalam laporannya.
Zona latihan China berada dalam jarak 20 kilometer dari garis pantai Taiwan dan tersebar di beberapa titik. Latihan mencakup penembakan peluru tajam jarak jauh. Majalah yang dikelola pemerintah China, Global Times, melaporkan, latihan semacam itu belum pernah digelar sebelumnya. “Ini adalah pertama kalinya PLA akan meluncurkan artileri jarak jauh langsung melintasi Selat Taiwan,” tulis Global Times dalam laporannya.
Seorang sumber militer China mengungkapkan, latihan itu dilakukan sebagai persiapan untuk pertempuran sesungguhnya. “Jika pasukan Taiwan melakukan kontak dengan PLA secara sengaja dan secara tidak sengaja menembakkan senjata, PLA akan mengambil tindakan tegas. Semua konsekuensinya akan ditanggung Taiwan,” ucapnya.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Sun Li-fang mengatakan, beberapa titik latihan militer China melanggar perairan teritorial Taiwan. Taiwan akan memantau terus latihan militer Negeri Tirai Bambu hingga usai pada Ahad mendatang.
"Kementerian Pertahanan Nasional menekankan, mereka akan menjunjung tinggi prinsip mempersiapkan perang tanpa mencari perang, dan dengan sikap tidak meningkatkan konflik dan menyebabkan perselisihan," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan, dikutip laman TRT World.