Kamis 11 Aug 2022 07:30 WIB

Tersangka Pembunuhan Muslim Albuquerque Ditangkap, Elite Sunni-Syiah: Kami Tetap Bersatu

Elite Sunni-Syiah di Albuquerque tegaskan tak terprovokasi pembunuhan

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang Imam memimpin sekelompok pria selama Sholat Zuhur di Islamic Center of New Mexico di Albuquerque, New Mexico, Ahad, 7 Agustus 2022, setelah pria Muslim keempat dibunuh di kota itu.
Foto: Adolphe Pierre-Louis/Albuquerque Journal via
Seorang Imam memimpin sekelompok pria selama Sholat Zuhur di Islamic Center of New Mexico di Albuquerque, New Mexico, Ahad, 7 Agustus 2022, setelah pria Muslim keempat dibunuh di kota itu.

REPUBLIKA.CO.ID, ALBUQUERQUE–Setelah penangkapan tersangka utama dalam pembunuhan pria Muslim di Albuquerque, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengadakan konferensi pers Selasa (9/8/2022) malam di Washington. Agenda ini turut dihadiri para pemimpin organisasi Sunni dan Syiah.

Pertemuan itu terjadi hanya beberapa jam setelah tersangka, Muhammad Syed (51 tahun) diumumkan oleh penegak hukum di New Mexico untuk didakwa dengan dua dari empat pembunuhan. Dia ditangkap karena selongsong peluru yang ditemukan di TKP terkait dengan senjata yang ditemukan di rumahnya.

Baca Juga

Pembunuhan itu membuat umat Islam di Albuquerque dan di seluruh Amerika Serikat gelisah, terutama dengan tiga dari empat pembunuhan terakhir yang terjadi dalam dua pekan terakhir.

Setelah pembunuhan keempat pada tanggal 5 Agustus CAIR menaikkan hadiahnya untuk informasi yang mengarah ke pelaku menjadi Rp 148 juta. Dengan berita bahwa tersangka utama juga Muslim, Sunni dan Syiah di Amerika Serikat datang bersama-sama untuk mencoba menciptakan pemahaman yang lebih baik antara kedua komunitas.

Dilansir dari The New Arab, Rabu (10/8/2022), berbicara pada konferensi pers, Rahat Husain, dari Yayasan Syiah yang berbasis di Maryland, menggambarkan pembunuhan itu sebagai kebencian anti-Syiah. 

Dia menekankan bahwa cinta dan persahabatan antara Syiah dan Sunni di Amerika Serikat, dia gambarkan sebagai model dan sesuatu yang tidak selalu terlihat di seluruh dunia.

“Kita tidak bisa membiarkan insiden ini atau insiden lain merusak atau menghancurkan cinta dan rasa hormat yang kita miliki satu sama lain,” kata Husain.

Menurutnya, Muslim Sunni dan komunitas Syiah cenderung menikmati hubungan yang hangat di Amerika Serikat, termasuk di Albuquerque. Namun, ketegangan muncul dari waktu ke waktu, terutama di komunitas imigran di mana mereka mengalami perbedaan di negara asal mereka.

Adapun Direktur eksekutif CAIR Nihad Awad mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada penegak hukum Albuquerque atas tanggapan mereka terhadap kejahatan tersebut, setelah hari-hari penuh ketakutan di kalangan umat Islam.

"Kami berterima kasih atas upaya heroik dalam beberapa hari terakhir, dan untuk sumber daya yang disediakan dari negara bagian dan pemerintah federal," katanya.

Sementara Imam Johari Abdulmalik, anggota Dewan Nasional CAIR mengatakan pembunuhan dalam Islam adalah dosa besar yang dilarang Allah SWT dan Rasul-Nya.

"Sebuah serangan terhadap orang, untuk membunuh orang tanpa alasan, hanya karena pemahaman agama mereka berbeda dari Anda menempatkan seseorang di bawah lingkup bahwa CAIR memiliki kewajiban untuk berdiri.

"Menurut Alquran, bahwa hidup itu suci, jika seseorang mengambil nyawa satu orang secara tidak adil, itu seolah-olah Anda telah membunuh seluruh umat manusia," tambahnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement