Jumat 12 Aug 2022 04:10 WIB

Desa di India Ini Rayakan Muharram Meski Tak Ada Satupun Warga Muslim   

Perayaan Muharram di Belagavi India telah berlangsung sejak lama

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Bulan Muharram (Ilustrasi). Perayaan Muharram di Belagavi India telah berlangsung sejak lama
Foto: Dok Republika
Bulan Muharram (Ilustrasi). Perayaan Muharram di Belagavi India telah berlangsung sejak lama

REPUBLIKA.CO.ID, BELAGAVI–Sebuah desa di Distrik Belagavi, India telah melakukan tradisi perayaan bulan Muharram selama bertahun-tahun. Perayaan dilakukan, meski tanpa adanya keluarga Muslim di wilayah yang ditinggali mayoritas Hindu itu.

Perayaan itu diklaim sebagai tanda kerukunan dan persaudaraan beragama. Beberapa desa di Karnataka Utara dikatakan memiliki praktik serupa, di mana umat Hindu dan Muslim bersama-sama merayakan Muharram.

Baca Juga

Dilansir dari Hindustan Times, Rabu (10/8/2022), ada beberapa desa seperti desa Hirebidanur di Saundatti taluk distrik Belagavi, di mana praktik tersebut tetap hidup meskipun tidak memiliki keluarga Muslim, kata penduduk setempat.

Hirebidanur, sebuah desa dengan penduduk berjumlah hampir 3.000 orang, pada sekitar 50 kilometer dari sini, memiliki dargah 'Fakireshwar Swami' yang dipuja penduduk desa. Seorang pria Hindu menawarkan doa dan ibadah setiap hari sebagai imam sesuai tradisi agamanya.

Seorang anggota keluarga Yallappa Naikar, yang berdoa di dargah (makam ulama) setiap hari, berkata, “Pada hari-hari lain kami melakukan (ibadah), sedangkan untuk Muharram, doa dan ritual diikuti sesuai tradisi Islam oleh seorang imam Muslim (moulvi). dari desa terdekat Bevinakatti," katanya.

Umeshwar Maragal, yang berasal dari desa, mengatakan kebiasaan mendirikan 'Panja' (simbol agama) dan merayakan Muharram selama lima hari di dargah Fakireshwar, yang oleh umat Hindu disebut kuil dan melakukan pooja, telah dipraktikkan selama bertahun-tahun.

Selama Muharram, lima ritual dan praktik yang berbeda dilakukan, dan desa akan diterangi sampai tempat di mana 'Panja' disimpan. Jadeppa Mandannavar, penduduk desa lainnya, berkata banyak warga yang melakukan ritual ini.

“Banyak wanita berdoa kepada dewa-dewa ini untuk melahirkan. Lebih lanjut diyakini bahwa semua keinginan para penyembah akan terpenuhi,” katanya.

Dargah tersebut dikatakan telah dibangun sejak lama oleh saudara-saudara Muslim dan setelah kematian mereka, penduduk desa telah merawatnya, menawarkan doa dan merayakan Muharram. 

Beberapa praktik seperti orang berjalan di atas tempat tidur arang panas yang biasanya diikuti di pameran kuil setempat dilakukan selama Muharram.   

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement