Jumat 12 Aug 2022 09:04 WIB

Luhut Klaim Pemerintah Membangun untuk Memajukan Papua Barat

Di Raja Ampat, Luhut bilang, Papua Barat harus menjaga pemberian Tuhan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengeklaim, pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah di Provinsi Papua Barat dapat memajukan wilayah tersebut. Pembangunan itu untuk mengejar ketertinggalan Papua Barat dengan provinsi lain di Indonesia.

"Melalui pembangunan-pembangunan ini, bukan hanya dapat meningkatkan konektivitas dan keterisolasian, tetapi juga memajukan wilayah di Papua Barat," katanya saat memimpin rapat koordinasi dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah di Provinsi Papua Barat, di Sorong, Papua Barat, Kamis (11/8/2022).

Rapat koordinasi tersebut digelar untuk mengetahui perkembangan dan kendala pembangunan untuk memastikan kelancarannya. Beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang dibahas diantaranya Jalan Trans Papua yang akan dibangun sepanjang 3.462 kilometer, jalan strategis di Papua Barat, Bandara Siboru Fak Fak, dan Pelabuhan Sorong Eksisting dan Pelabuhan Arar.

Selain itu, pembangunan Pelabuhan Waisai, Bandar Udara Perairan (Seaplane), infrastruktur biru sumber daya air, Proyek Tangguh LNG Train 3, serta pengembangan ekonomi kawasan yang nantinya dapat meningkatkan rantai nilai sumber pangan lokal dan menunjang ketahanan pangan nasional. Luhut ingin agar seluruh pembangunan berjalan sesuai time line yang sudah ditentukan. Namun, tentu, dengan berlandaskan hasil studi sebagai acuan bekerja.

Dia menyampaikan, pemerintah daerah didukung oleh pemerintah pusat dapat mengajak universitas setempat maupun akademisi lain untuk bantu menjalankan riset. Misalnya untuk proyek Bandara Seaplane yang dibangun dekat dari Bandara Marinda. Setelah dilakukan studi dan pembangunan runway sepanjang 1.500 meter dan lebar 30 meter, sambung dia, nantinya dilanjutkan dengan pilot project pesawat amfibi N219.

Luhut juga berharap, Papua Barat  pada masa mendatang harus bisa melakukan hilirisasi atas sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Hilirisasi itu akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, meningkatkan nilai tambah serta membuka lapangan pekerjaan. Salah satu hilirisasi yang dapat dilakukan adalah dengan Proyek Tangguh LNG Train 3.

Dia menerangkan, ketersediaan gas yang melimpah di Papua Barat dapat dimanfaatkan dengan pendirian pabrik petrokimia pada Kawasan Industri Onar di Teluk Bintuni. Selepas rapat koordinasi, Luhut bergerak ke Raja Ampat untuk mengunjungi Bandar Udara Marinda, Pelabuhan Waisai, dan Pantai Waisai Torang Cinta.

Menurut Luhut, destinasi pariwisata Raja Ampat harus terus dijaga kelestariannya. "Sebagai pemilik salah satu destinasi wisata terindah yang dikenal seluruh dunia, Papua Barat harus menjaga pemberian Tuhan," katanya.

Selain itu, lanjut Luhut, di Raja Ampat dapat diterapkan aturan agar pengunjung membawa pulang sampah plastik yang dibawanya sebagai upaya mengurangi produksi sampah plastik. "Mikroplastik itu berbahaya kalau sampai dimakan ikan, apalagi jika kemudian dikonsumsi oleh manusia. Dampak bagi kesehatannya sangat buruk," kata Luhut berpesan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia perlu terus memberikan contoh dalam program penanganan sampah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement