Jumat 12 Aug 2022 18:59 WIB

Halaqah Fiqih Peradaban, Gus Yahya: Loncatan NU Menuju Pemikiran Dinamis dan Progresif

PBNU menggelar 250 halaqah di berbagai titik Jawa dan luar Jawa

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Harlah satu abad NU, Erick Thohir, menghadiri undangan PBNU untuk Acara Halaqah Fiqih Peradaban di Yogyakarta bersama Gus Yahya, Gus Ipul, dan para Kyai NU. Kegiatan ini menjadi bagian perjalanan menuju harlah satu abad NU, dimana berarti telah satu abad NU berkontribusi menerangi peradaban umat muslim Nusantara yang berlandaskan Pancasila dan NKRI.
Foto: Istimewa
Ketua Harlah satu abad NU, Erick Thohir, menghadiri undangan PBNU untuk Acara Halaqah Fiqih Peradaban di Yogyakarta bersama Gus Yahya, Gus Ipul, dan para Kyai NU. Kegiatan ini menjadi bagian perjalanan menuju harlah satu abad NU, dimana berarti telah satu abad NU berkontribusi menerangi peradaban umat muslim Nusantara yang berlandaskan Pancasila dan NKRI.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memulai Halaqah Fiqih Peradaban. Rencananya, 250 halaqah akan digelar di Jatim, Jateng, DIY, Jabar, DKI, Banten, dan luar Jawa, halaqah dimulai di Madrasah Aliyah Ali Maksum, Ponpes Krapyak Yogyakarta. 

 

Baca Juga

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Staquf, mengatakan pemilihan lokasi kick off halaqah ini bukan tanpa alasan melainkan terdapat satu Keputusan Muktamar yang monumental dibuat pada Muktamar ke-28 NU yang berlangsung di Ponpes Al Munawwir Krapyak (1989).

 

Pada Muktamar ke-28 tersebut, salah satunya dinyatakan kalau fiqih perlu dilakukan kontekstualisasi dengan perkembangan zaman. Keputusan Muktamar ini jadi penanda dibukanya satu wawasan baru tentang pergulatan pemikiran yang lebih dinamis.

 

Terutama, di kalangan ulama-ulama NU itu sendiri. Yahya mengingatkan, salah satu tokoh NU yang memang pada masa itu menonjol dan merupakan salah satu ikon yang paling penting dari pergulatan pemikiran baru tidak lain sosok KH Ali Maksum.

 

Gus Yahya, begitu akrab disapa, meyakini salah satu narasi tentang konteks kelahiran NU itu sebagai sebuah rintisan peradaban baru karena dua alasan. Pertama, konteks sejarah kelahiran NU yang menjadi momentum perubahan peradaban sangat fundamental.

 

"Momentum berakhirnya satu konstruksi peradaban yang telah berlangsung, ratusan bahkan mungkin ribuan tahun, tidak cuma dunia Islam tapi peradaban umat manusia," kata Yahya di Madrasah Aliyah Ali Maksum, Ponpes Krapyak, Kamis (11/8).

 

Kedua, lanjut Yahya, ulama-ulama NU sejak pertama telah melakukan inisiatif-inisiatif yang sangat berani. Bahkan, yang di tempat-tempat lain belum pernah terbayangkan kala itu maupun sampai hari ini, terutama dalam perspektif fiqih.

 

Misalnya, dapat dilihat dari Muktamar ke-13 di Menes yang digelar pada 1938, ketika masih ada KH Hasyim Asy'ari dan tokoh-tokoh inti lain. Kala itu, sudah diizinkan Muktamar untuk naik ke panggung dan menyampaikan pidato dua orang nyai.

 

"Saat itu, kiai-kiai mengizinkan dan artikulasi kedua nyai-nyai itu luar biasa karena menuntut kesetaraan hak perempuan-perempuan NU mendapatkan pendidikan," ujar Gus Yahya.

 

Menurut Gus Yahya, itu tidak pernah terbayangkan di dunia Islam yang lain sampai hari ini. Sejak tahun ini, dari muktamar ke muktamar selalu dibuatkan forum khusus bagi kaum Muslimat, sampai pada 1946 dibentuk badan otonom Muslimat NU.

 

Gus Yahya berpendapat, kesempatan itu memungkinkan nyai-nyai secara aktif bergerak dan berperan di masyarakat. Sekaligus, merupakan inisiatif ulama-ulama NU yang terbilang sangat inovatif dan memang sudah dilakukan sejak gerakan ini berdiri.

 

"Maka, saya percaya ghirah atau spirit dari dijalankannya NU sebagai gerakan ini untuk merintis pencarian model peradaban baru, setelah runtuhnya model peradaban yang lama," kata Gus Yahya.

 

Halaqah Fiqih Peradaban sendiri mengusung tema Fiqih Siyasah NU dan Realitas Peradaban Baru. Tidak kurang 12.500 kiai-kiai dan nyai-nyai yang akan terlibat dan merupakan rangkaian dari peringatan hari lahir satu abad Nahdlatul Ulama.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement