Sabtu 13 Aug 2022 19:05 WIB

Indofood Dukung Penggunaan Sorgum untuk Alternatif Bahan Baku Mi Instan

Indofood menilai penting penggunaan Sorgum untuk subtitusi tepung terigu

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja memanen tanaman sorgum, di Desa Klatakan, Kendit, Situbondo, Jawa Timur.Kementerian Pertanian menggelar pertemuan dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pada Jumat (12/8/2022) di Jakarta untuk membahas pengembangan penggunaan sorgum sebagai alternatif gandum untuk pembuatan mie instant.
Foto: ANTARA FOTO/Seno
Pekerja memanen tanaman sorgum, di Desa Klatakan, Kendit, Situbondo, Jawa Timur.Kementerian Pertanian menggelar pertemuan dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pada Jumat (12/8/2022) di Jakarta untuk membahas pengembangan penggunaan sorgum sebagai alternatif gandum untuk pembuatan mie instant.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menggelar pertemuan dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pada Jumat (12/8/2022) di Jakarta untuk membahas pengembangan penggunaan sorgum sebagai alternatif gandum untuk pembuatan mie instant.

Seperti dikutip dalam Siaran Pers Kementerian Pertanian, Jumat (12/8/2022), Direktur Indofood, Fransiscus Welirang mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya pemerintah dalam mengantisipasi krisis pangan global dengan mencari alternatif bahan baku lokal seperti sorgum.

Menurutnya, sorgum merupakan tanaman asli Indonesia yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan pangan nasional.

"Kita dengan Pak Mentan SYL (Syahrul Yasin Limpo) memperbincangkan banyak hal, tapi intinya bagaimana kita saat ini bisa mengembangkan bahan baku lokal seperti sorgum. Jadi, nanti ada program pengembangan tanaman sorgum bersama-sama" ujarnya.

Franky, sapaan akrabnya, mengatakan, pengembangan sorgum sangat penting dilakukan untuk mensubtitusi tepung terigu berbahan gandum impor yang saat ini mulai sulit didapatkan akibat berbagai krisis global.

Ia menuturkan, Indofood sebagai salah satu pelaku Industri pangan berbasis gandum dan produsen mie instan Indomie siap melakukan proses pengolahannya namun pemerintah harus lebih berkonsentrasi pada ranah produksi.

"Pertanian dalam bidang budidaya dan kami (pengusaha) dalam bidang prosesnya. Apalagi produk tepung ini kan berkembang terus, akan ada produk baru yang berkembang. Yang pasti inisiasinya dari Kementan," katanya.

Konsumsi gandum per kapita penduduk Indonesia tahun 2019 berdasarkan data Badan Pusat Statistik sebanyak 30,5 kg per tahun. Kebutuhan gandum terbesar adalah untuk industri produk pangan olahan, seperti mie instan, kue, dan roti.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, mengatakan, perubahan iklim serta perang Ukraina-Rusi mengancam krisis pangan global. Ia mengungkapkan, pemerintah memiliki kewajiban untuk mengingatkan masyarakat dan juga pelaku industri pangan terhadap potensi krisis pangan tersebut.

Ia menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah mensubtitusi kebutuhan bahan pangan impor dengan bahan baku lokal.

Untuk kebutuhan industri pangan olahan berbasis tepung terigu, Pemerintah mulai menggalakkan penanaman sorgum, singkong dan sagu yang dapat mensubstitusi gandum.

"Kementan juga memperkuat dan menyediakan pangan lokal alternatif, dari  umbi-umbian, pisang dan aneka produk tanaman lokal lain,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement