REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) bersama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menandatangani komitmen kerja sama. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung optimalisasi program restorasi armada yang nantinya akan diutilisasikan untuk meningkatkan frekuensi penerbangan.
“Jalinan kerja sama ini kami harapkan dapat menjadi akselerator dalam upaya kami memaksimalkan kinerja serta menjawab kebutuhan aksesibilitas masyarakat yang semakin meningkat melalui penyediaan layanan penerbangan yang aman dan nyaman,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (19/8/2022).
Irfan memastikan hal tersebut terus diintensifkan melalui upaya Garuda untuk meningkatkan ketersediaan alat produksi. Dia menuturkan jalinan kerja sama dalam menunjang optimalisasi program restorasi armada ini merupakan wujud komitmen berkelanjutan Garuda Indonesia sebagai national flag carrier untuk mengakselerasikan langkah pemulihan kinerja.
“Ini dilakukan memenuhi kebutuhan aksesibilitas penerbangan yang semakin meningkat pasca diberlakukannya relaksasi mobilitas masyarakat di masa pandemi,” tutur Irfan.
Terlebih saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang pesawat penerbangan domestik di lima bandara utama Indonesia yakni Soekarno-Hatta, Juanda, Ngurah Rai, Hasanudin, dan Polonia pada semester I 2022 mencapai 13,6 juta penumpang. Angka tersebut meningkat 77 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebanyak 7,7 juta penumpang.
“Meningkatnya mobilitas masyarakat di Indonesia mendorong adanya kebutuhan penambahan moda transportasi udara, tidak terkecuali bagi Garuda Indonesia,” ujar Irfan.
Irfan menambahkan hal tersebut juga menjadi optimisme tersendiri bagi kiprah keberlangsungan usaha Garuda Indonesia kedepannya. Khususnya dalam hal kepercayaan para stakeholders terhadap outlook bisnis Garuda Indonesia ke depan maupun peluang pasar penerbangan Indonesia pascapandemi yang akan semakin terbuka luas.
“Kami percaya sinergitas yang terjalin bersama PPA ini menjadi wujud soliditas ekosistem dunia usaha, khususnya BUMN, untuk terus tumbuh bersama memberikan kontribusi terbaiknya bagi negeri,” jelas Irfan.
Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi mengatakan sebagai instrumen strategis pemerintah dalam mengoptimalisasi nilai ekosistem BUMN, pihaknya mendukung rencana ekspansi Garuda Indonesia. Khususnya untuk pemenuhan kecukupan armadanya.
“Kami optimistis terhadap prospek usaha Garuda Indonesia seiring dengan tingginya permintaan pasar domestik pascapandemi,” ucap Yadi.
Sebagai implementasi dari pilar bisnis Special Situations Fund, Yadi menegaskan PPA menghadirkan solusi terstruktur yang mengedepankan manajemen risiko terukur. Hal tersebut dilakukan dengan proses bisnis yang transparan dan tata kelola perusahaan yang baik.
Saat ini sektor penerbangan memiliki peranan penting dalam mendukung mobilitas masyarakat maupun arus barang dan jasa yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Seiring dengan pemulihan ekonomi nasional, sektor penerbangan mulai menunjukkan perbaikan dari sisi okupansi.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mendukung sinergi antara PPA dengan Garuda Indonesia. Kartika mengatakan langkah tersebut untuk memperkuat fondasi dan mendukung keberlanjutan Garuda Indonesia pasca Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
“Kerja sama ini menjadi solusi dalam upaya percepatan penambahan frekuensi penerbangan sebelum Garuda Indonesia mendapatkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN),” ungkap Kartika.
Kartika menambahkan, konsep kerja sama tersebut merupakan terobosan yang dapat menjadi model baru. Selain itu juga membuka peluang untuk diterapkan pada ekosistem BUMN dengan mengedepankan aspek-aspek kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik sehingga Garuda Indonesia bisa terbang lebih tinggi lagi.