Jumat 19 Aug 2022 17:00 WIB

Mengajarkan Iman pada Anak Sebelum Alquran

Salah satu kunci sukses mendidik anak adalah memahami.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Mengajarkan Iman pada Anak Sebelum Alquran. Foto: Ilustrasi Alquran
Foto: Republika.co.id
Mengajarkan Iman pada Anak Sebelum Alquran. Foto: Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc.,MA mengatakan, salah satu kunci sukses mendidik anak adalah memahami dan menjalankan tahapan yang seharusnya diikuti dalam proses pendidikan anak.

"Terutama tahapan yang dipraktekkan Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap para sahabatnya. Sebab itu pasti adalah metode yang terbaik, karena bersumber dari wahyu dan sudah terbukti keberhasilannya dalam mencetak generasi sahabat yang hebat," kata Ustadz Abdullah dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.

Baca Juga

Jundub bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu memaparkan tahapan tersebut,

«كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌وَنَحْنُ ‌فِتْيَانٌ ‌حَزَاوِرَةٌ، فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا»

"Dahulu saat kami masih anak-anak bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kami belajar iman sebelum belajar al-Qur'an. Setelah itu kami baru belajar al-Qur’an. Sehingga iman kami pun semakin bertambah kuat”. HR. Ibn Majah.

"Maksud hadits di atas adalah bahwa mengajarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an itu seharusnya didahulukan sebelum mengajarkan cara membaca al-Qur’an. Sehingga di saat anak mulai belajar makharijul huruf, tajwid dan cara yang benar dalam membaca al-Qur’an, saat itu anak sudah mengerti secara global ajaran yang terkandung di dalam ayat-ayat yang dipelajarinya," papar Ustadz Abdullah.

Ibn Umar radhiyallahu ‘anhuma menuturkan,

«‌لَقَدْ ‌عِشْنَا ‌بُرْهَةً ‌مِنْ ‌دَهْرِنَا، وَأَحَدُنَا يُؤْتَى الْإِيمَانَ قَبْلَ الْقُرْآنِ، وَتَنْزِلُ السُّورَةُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَتَعَلَّمُ حَلَالَهَا وَحَرَامَهَا، وَآمِرَهَا وَزَاجِرَهَا، وَمَا يَنْبَغِي أَنْ يَقِفَ عِنْدَهُ مِنْهَا، كَمَا تَعَلَّمُونَ أَنْتُمُ الْيَوْمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ لَقَدْ رَأَيْتُ الْيَوْمَ رِجَالًا يُؤْتَى أَحَدُهُمُ الْقُرْآنَ قَبْلَ الْإِيمَانِ، فَيَقْرَأُ مَا بَيْنَ فَاتِحَتِهِ إِلَى خَاتِمَتِهِ مَا يَدْرِي مَا آمِرُهُ وَلَا زَاجِرُهُ، وَلَا مَا يَنْبَغِي أَنْ يَقِفَ عِنْدَهُ مِنْهُ»

“Kami mengalami masa di mana kami belajar iman sebelum belajar al-Qur’an. Saat diturunkan surat al-Qur’an kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kami mempelajari hukum halal dan haram yang terkandung di dalamnya. Juga perintah dan larangannya. Serta aturan-aturan yang harus dipatuhi. Seperti detilnya kalian sekarang mempelajari cara membaca al-Qur’an.

Namun hari ini aku menyaksikan orang belajar al-Qur’an sebelum belajar iman. Ia lancar membaca surat al-Fatihah hingga surat an-Nas. Namun tidak mengerti perintah dan larangan yang terkandung di dalamnya. Serta aturan-aturan yang harus dipatuhi”. HR. Al-Baihaqiy dan dinilai sahih oleh al-Hakim juga adz-Dhahabiy.

Ustadz Abdullah mengungkapkan, ajaran yang terkandung di dalam al-Qur’an, secara global bisa dibagi menjadi tiga: akidah, ibadah dan akhlak. Akidah adalah terkait dengan keimanan tentang keberadaan Allah, sifat-sifat dan perbuatan-Nya, serta keberhakkan-Nya terhadap ibadah para hamba. Ibadah adalah ritual peribadatan hamba kepada Allah, seperti shalat, puasa, haji dan semisalnya. Akhlak adalah perilaku baik terhadap sesama.

"Nah, tiga nilai utama ajaran al-Qur’an di atas, perlu diajarkan terhadap anak-anak kita, sebelum diajarkan kepada mereka cara membaca al-Qur’an. Sebelum mengenalkan kepada mereka huruf hija’iyah, makharijul huruf, tajwid dan yang semisalnya," kata Pendakwah lulusan S2 jurusan Aqidah, Universitas Islam Madinah ini.

"Adapun cara mengajarkannya adalah dengan ucapan dan perbuatan. Maksud mengajarkan dengan ucapan adalah rutin menyampaikan nasehat dan wejangan secara lisan terhadap anak terkait tiga nilai utama di atas. Sedangkan maksud mengajarkan dengan perbuatan adalah dengan memberikan teladan dalam keseharian. Yakni orang tua mempraktekkan tiga nilai utama tersebut. Sehingga anak meniru kebaikan-kebaikan yang dicontohkan orang tuanya. Wallahu a’lam bis shawab," lanjut Ustadz.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement