Senin 11 Nov 2024 15:07 WIB

Bagaimana Alquran Memandang Manusia?

Alquran menyebut manusia dengan sejumlah istilah.

ILUSTRASI Alquran.
Foto: Republika.co.id
ILUSTRASI Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Prof Yunahar Ilyas dalam bukunya, Tipologi Manusia Menurut Al-Qur’an (2007, Labda Press), Alquran menyebut manusia dengan istilah yang berbeda-beda. Istilah basyar disebut 35 kali dalam bentuk mufrad dan sekali dalam bentuk mutsanna. Sebutan al-ins sebanyak 18 kali. Al-insan, 65 kali. an-nas, 240 kali. Bani Adam, tujuh kali. Terakhir, dzuriyah Adam sebanyak satu kali.

Kata basyar berasal dari akar kata yang berarti 'penampakan sesuatu dengan baik dan indah.' Dari sanalah, lahir kata lain, yakni basyarah yang berarti 'kulit.' Dengan demikian, manusia disebut sebagai basyar lantaran kulitnya tampak jelas, empiris, serta berbeda daripada kulit binatang atau tumbuhan.

Baca Juga

Dalam Alquran, sebutan basyar mengindikasikan, manusia sebagai makhluk biologis. Mereka memerlukan makanan, minuman, dan sebagainya. Dalam pengertian ini, tidak ada perbedaan, misalnya, antara orang baik dan buruk karena penilaiannya sebatas fisik saja. Hal itulah yang mendasari antara lain argumen Kaum 'Ad.

Mereka menolak dakwah Nabi Hud AS karena menganggap utusan Allah itu sama saja dengan mereka, tidak ada keistimewaan dari segi fisik.

Kisah mereka diabadikan Alquran surah al-Mu`minun ayat ke-33, yang artinya, "Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui Hari Akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: '(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia (basyarun) seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum."

Istilah lainnya untuk merujuk pada manusia adalah al-ins. Yunahar Ilyas memaparkan, istilah itu dipakai untuk menunjuk sifat manusia sebagai makhluk yang jinak atau beradab. Sifat itu kebalikan daripada jin, yakni mahkluk metafisik yang cenderung liar dan bebas karena tidak mengenal batasan dimensi ruang dan waktu (ingat rumus fisika: waktu bersifat relatif terhadap kecepatan gerak).

Yunahar menduga, itulah sebabnya di dalam Alquran kata al-ins kerap disebut bersamaan dengan kata al-jin, seperti pasangan oposisi biner. Misalnya, dalam surah adz-Dzariyat ayat ke-56, yang terjemahannya, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement