Rabu 24 Aug 2022 03:34 WIB

Mendag: Saatnya Pakaian Muslim Indonesia Go Global

Saat ini Indonesia berada pada posisi ke-13 eksportir pakaian muslim dunia

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan sudah saatnya busana muslim atau modest fashion Indonesia menguasai dan membanjiri pasar internasional. Ilustrasi.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan sudah saatnya busana muslim atau modest fashion Indonesia menguasai dan membanjiri pasar internasional. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan sudah saatnya busana muslim atau modest fashion Indonesia menguasai dan membanjiri pasar internasional. Apalagi mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.

"Saya kira saatnya Indonesia go global, menguasai dunia, khususnya pakaian-pakaian muslim ini. Kami akan mendukung, Kementerian Perdagangan, apa-apa yang diperlukan," kata Zulkifli dalam acara Road to Jakarta Muslim Fashion Week di kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mendukung para desainer lokal yang memiliki visi untuk menghadirkan karya-karyanya di pasar luar negeri sehingga Indonesia dapat menjadi kiblat fesyen muslim dunia. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang sama, Zulkifli membuka diskusi dengan para perancang busana mengenai hambatan-hambatan yang mereka alami untuk menembus pasar global serta berencana untuk mengadakan diskusi lanjutan dengan pihak terkait lainnya.

"Namun prinsip kami, dari Kemendag khususnya, tentu pemerintah mendukung penuh agar kita bisa menjadi kiblat pakaian muslim dunia. Dan kita juga bisa menjadi nanti tidak hanya 1,1 persen, mudah-mudahan nanti share kita di bidang pakaian muslim ini menjadi terbesar di dunia," katanya.

Zulkifli menyebutkan ekspor pakaian muslim semester pertama mencapai 2,8 miliar dolar AS atau naik sebesar 39,86 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 senilai 2,04 miliar dolar AS. "Walaupun naik, tapi masih kecil. Kita berada pada posisi ke-13 eksportir pakaian muslim dunia, kita punya share sekitar 1,86 persen, kecil sekali," katanya.

Menurut dia pemerintah saat ini menyiapkan 'jalan tol' (tol way) melalui perjanjian-perjanjian kerja sama dengan negara lain agar ekspor produk fesyen tidak mengalami hambatan, seperti perjanjian kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang saat ini tinggal menunggu ratifikasi. "Kita sekarang sudah punya hub untuk Afrika, Timur Tengah, Bangladesh, Pakistan, India, itu melalui UEA, Dubai, dengan pajak 0 persen. Pendek kata, segala sesuatu kita siapkan agar ini menjadi tonggak bagi kita untuk menyerbu pasar internasional, termasuk tentu pakaian muslim ini," katanya.

Menuju gelaran puncak Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) yang akan diadakan pada Oktober mendatang, Zulkifli berharap acara tahunan itu menjadi titik tonggak bagi modest fashion untuk menyerbu pasar dunia. Tak hanya JMFW, Zulkifli mengatakan pihaknya juga akan mendukung acara fesyen skala internasional yang diikuti oleh jenama lokal.

"Kemendag itu ada 40 ITPC, perwakilan. Jadi nanti kalau ada pameran-pameran sejenis, kami akan usahakan untuk mengirim perancang-perancang kita ini untuk pameran sekaligus untuk menjaring pengusaha-pengusaha di negara itu yang mengadakan pameran," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement