Sabtu 27 Aug 2022 15:10 WIB

Hujan Monsun dan Banjir Berdampak 30 Juta Warga Pakistan

Provinsi selatan Sindh menjadi wilayah yang paling parah terkena dampaknya.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria membawa ranjang bayi setelah dia menyelamatkannya dari rumahnya yang dilanda banjir di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Kamis, 25 Agustus 2022. Pemerintah Pakistan dalam permohonan semalam meminta bantuan dari komunitas internasional untuk korban banjir orang-orang di negara Islam yang miskin ini, karena hujan muson yang sangat deras dalam beberapa dekade terakhir terus melanda berbagai bagian negara.
Foto: AP Photo/Zahid Hussain
Seorang pria membawa ranjang bayi setelah dia menyelamatkannya dari rumahnya yang dilanda banjir di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Kamis, 25 Agustus 2022. Pemerintah Pakistan dalam permohonan semalam meminta bantuan dari komunitas internasional untuk korban banjir orang-orang di negara Islam yang miskin ini, karena hujan muson yang sangat deras dalam beberapa dekade terakhir terus melanda berbagai bagian negara.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman mengatakan, hujan monsun dan banjir telah mempengaruhi lebih dari 30 juta orang selama beberapa minggu terakhir. Dia menyebut situasi itu sebagai bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh iklim yang memiliki porsi luar biasa.

"Sebanyak 33 juta telah terpengaruh, dengan cara yang berbeda; angka tunawisma terakhir sedang dinilai," kata Rehman kepada Reuters dalam pesan teks.

Baca Juga

Pakistan telah mendesak masyarakat internasional untuk membantu upaya bantuan karena sedang berjuang untuk mengatasi dampak setelah hujan lebat. Hujan itu telah memicu banjir besar sejak bulan lalu, menewaskan lebih dari 900 orang.

Rehman menyatakan, provinsi selatan Sindh menjadi wilayah yang paling parah terkena dampaknya dalam beberapa hari terakhir. Area ini telah meminta satu juta tenda untuk orang-orang yang terkena dampak.