Ahad 28 Aug 2022 12:29 WIB

Skandal Data Facebook-Cambridge Analytica Berakhir Damai

Skandal data Facebook Cambridge Analytica terungkap empat tahun lalu.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Cambridge Analytica, perusahaan yang diduga membocorkan data pengguna Facebook untuk kepentingan politik.
Foto: EPA
Cambridge Analytica, perusahaan yang diduga membocorkan data pengguna Facebook untuk kepentingan politik.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Facebook telah secara dramatis setuju untuk menyelesaikan gugatan mencari ganti rugi karena mengizinkan Cambridge Analytica mengakses data pribadi puluhan juta pengguna. Selama empat tahun setelah Observer mengungkap skandal yang menjerumuskan raksasa teknologi itu dalam kontroversi berulang.

Seperti dilansir dari laman The Guardian, Ahad (28/8/2022) pengajuan pengadilan mengungkapkan bahwa Meta, perusahaan induk Facebook, pada prinsipnya telah menyelesaikan tuntutan hukum jangka panjang dengan jumlah yang tidak diungkapkan yang mengklaim Facebook secara ilegal berbagi data pengguna dengan perusahaan analisis Inggris.

Baca Juga

Hal ini mengikuti pengungkapan penyalahgunaan data massal yang dilakukan oleh pelapor Cambridge Analytica kepada Observer pada 2018, sebuah paparan yang memaksa kepala eksekutif Mark Zuckerberg dapat bersaksi di depan Kongres dan menyebabkan perusahaan media sosial itu menerima denda miliaran pound. Adapun beberapa hari setelah cerita itu diterbitkan, harga saham Facebook turun setara dengan lebih dari 100 miliar dolar AS.

Namun, beberapa menyatakan cemas bahwa waktu penyelesaian potensial akan mencegah Zuckerberg dan Chief Operating Officer Meta, Sheryl Sandberg, bersaksi selama enam jam interogasi oleh pengacara penggugat bulan depan.