Ahad 28 Aug 2022 15:21 WIB

Kapolri: Jangan Gunakan Politik yang Bisa Akibatkan Polarisasi Bangsa

Kapolri mengingatkan agar polarisasi Pemilu 2019 tidak terulang lagi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kiri) dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Habib Luthfi bin Yahya (kanan) saat melepas kirab bendera Merah Putih di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Ahad (28/8/2022). Sebanyak 50.000 orang membentangkan bendera merah putih sepanjang 1.700 meter dari kawasan Monas hingga Bundaran HI. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia dengan tema
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kiri) dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Habib Luthfi bin Yahya (kanan) saat melepas kirab bendera Merah Putih di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Ahad (28/8/2022). Sebanyak 50.000 orang membentangkan bendera merah putih sepanjang 1.700 meter dari kawasan Monas hingga Bundaran HI. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia dengan tema

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta semangat persatuan dan kesatuan bangsa digelorakan dalam Pemilu 2024 mendatang. 

Sigit mengingatkan agar polarisasi pada Pemilu 2019 lalu akibat politik identitas tidak terjadi kembali. 

Baca Juga

Ini disampaikannya saat menghadiri acara Kirab Merah Putih di depan halaman Istana Negara, Jakarta, Ahad (28/8/2022). 

"Kita ingin para pemimpin nasional nanti akan membawa semangat untuk bisa membangun, akan mau mewujudkan, menunjukkan program-programnya untuk bisa menyejahterakan masyarakat," kata Sigit. 

"Dan tentunya yang paling penting adalah jangan menggunakan politik yang bisa mengakibatkan terjadinya polarisasi bangsa," tambah Sigit.

Karena itu, dia menekankan semangat persatuan dan kesatuan harus dijunjung tinggi. Dia juga mendorong, siapapun pemimpin bangsa selanjutnya, harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan. 

Sigit mengatakan, Indonesia akan memperoleh bonus demografi pada 2030 mendatang yakni jumlah usia produktif lebih besar dari usia non produktif. Karena itu, harus dipersiapkan SDM unggul agar menjadi lompatan untuk kemajuan bangsa. 

"Kalau semuanya kita lalui dengan cara-cara yang keliru, sebaliknya Indonesia bonus demografi yang ada, akan menjadi bencana dan kita akan terpuruk. Tentu pilihan kita adalah bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan ini," kata dia. 

Dalam acara itu, Presiden Joko Widodo secara langsung melepas Kirab Merah Putih di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Ahad (28/8/2022). 

Kirab Merah Putih yang mengangkat tema 'Menciptakan Kesatuan Indonesia yang Harmoni' ini diikuti oleh berbagai elemen mulai dari organisasi masyarakat, mahasiswa, hingga masyarakat umum. 

"Bersama-sama dengan Kapolri, bersama-sama dengan Habib Luthfi bin Yahya, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pagi hari ini saya nyatakan Kirab Merah Putih diberangkatkan," kata Jokowi dalam siaran pers Sekretariat Presiden. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement