Ahad 28 Aug 2022 19:43 WIB

Sekolah Lapang Hilal BMKG digelar di Ponpes Assalaam Sukoharjo

SLH merupakan kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai proses rukyatul hilal.

Red: Agung Sasongko
Siswa anggota tim Astronomi dan Ilmu Falak dari MAN 1 Solo melakukan pemantauan hilal (rukyatul hilal) dengan teleskop di laboratorium sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/4/2022). Pemantauan hilal (rukyatul hilal) tersebut untuk penetapan 1 Ramadhan 1443 H.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Siswa anggota tim Astronomi dan Ilmu Falak dari MAN 1 Solo melakukan pemantauan hilal (rukyatul hilal) dengan teleskop di laboratorium sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/4/2022). Pemantauan hilal (rukyatul hilal) tersebut untuk penetapan 1 Ramadhan 1443 H.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Lapang Hilal (SLH) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk pertama kalinya digelar di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) AssalaamSukoharjo, Jawa Tengah, Ahad.

Plt Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Muzlimengatakan SLH merupakan kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai proses rukyatul hilal.

Baca Juga

"Kegiatan ini adalah edukasi peserta mengenai detail proses pengamatan hilal yang dilakukan di Indonesia," kata Muzli dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Ahad (28/8/2022).

Sejumlah sasaran pelatihan, kata dia, adalah pihak-pihak yang terkait rukyatul hilal, seperti Kementerian Agama, Pengadilan Agama, ormas keagamaan, lembaga pendidikan, astronom amatir dan pemangku kepentingan terkait.

Adapun SLH tahun 2022 yang bertema "Menuju Masyarakat Bersahabat dengan Rukyatul Hilal" ini diikuti 200 peserta dari berbagai pemangku kepentingan lintas sektor, termasuk civitas PPMI Assalaam.

Direktur PPMI Assalaam Uripto Mahmud Yunus mengatakan ponpes yang ia pimpin memiliki Observatorium Assalaam atau Club Astronomi Santri Assalaam.

Ia berharap pelatihan SLH dapat menambah kemampuan para santri dalam hal ilmu falak. "Insya Allah dengan adanya SLH ini akan semakin menumbuhkan kecintaan santri dan masyarakat terhadap astronomi pada khususnya, dan keilmuan pada umumnya," katanya.

Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi mengatakan lembaganya memberi edukasi, masukan dan pelatihan kepada pegiat hilal astronomi serta perkumpulan-perkumpulan astronomi.

Ia berharap pelatihan memberi kontribusi pada rukyatul hilal lebih akurat serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

"Lebih dari 80 persen penduduk Indonesia beragama Islam, yang menggunakan kalender Hijriah dalam beribadah sepanjang tahun. Maka keakuratan dan ketepatan rukyatul hilal dalam kalender Hijriah penting dan krusial," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement