REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Holding Pangan ID Food, Frans Marganda Tambunan, mengajak generasi milenial untuk membangun bisnis pertanian sekaligus membantu negara mengantisipasi krisis pangan. Frans mengatakan, mengatasi krisis pangan perlu dukungan semua pihak, termasuk peran generasi muda di Indonesia.
Ia mengungkapkan, tantangan pangan di Indonesia cukup kompleks seperti keterbatasan lahan, krisis iklim, hingga persaingan yang semakin ketat.
Sementara itu, dari sisi petani, peternak, dan nelayan juga mengalami keterbatasan karena kemampuan permodalan yang minim. Selain itu, metode yang tradisional akibat minimnya akses teknologi juga menghambat kemajuan pertanian dalam negeri.
Kondisi tersebut, kata Frans, membutukan dukungan generasi muda yang lebih mampu berinovasi. "Oleh karenanya butuh generasi anak muda dan milenial untuk bersama-sama berkontribusi untuk ketahanan pangan Indonesia," ujar dia.
Frans mengungkapkan, sejumlah komoditas bahan pokok, misalnya, yang masih membutuhkan tamahan impor di antaranya, seperti kedelai, bawang putih, daging hingga gula.
Sedangkan beras, jagung, telur ayam dan minyak goreng tingkat cadangan pangannya tergolong cukup, sehingga beberapa komoditas perlu menjadi perhatian Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan produksi secara mandiri.
Ia menambahkan, fasilitas pendukung seperti gudang penyimpanan juga menjadi perhatian saat ini untuk mendukung stok pangan. “Kami berharap anak-anak muda milenial dapat bergabung menjadi pelaku usaha Pertanian supaya dapat menyokong industri pertanian Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Korporasi Holding Pangan ID Food Yossi Istanto menambahkan, dampak perubahan bonus geografi dalam menghadapi tantangan industri pangan bergantung pada upaya saat ini yang disiapkan.
"Khususnya dari sisi teknologi semua sektor seperti salah satunya pertanian perlu sentuhan teknologi, oleh karenanya keterlibatan milenial dan pemanfaatan teknologi diperlukan untuk mendukung Ketahanan pangan Indonesia," ujar dia.