REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menceritakan, suatu ketika Nabi Sulaiman mendengar perkataan raja semut yang berperasangka baik kepada Nabi Sulaiman dan tentaranya. Atas nikmat dari Allah SWT untuk Nabi Sulaiman yang bisa mengerti bahasa semut, maka Nabi Sulaiman memanjatkan doa kepada Allah SWT. Doa Nabi Sulaiman ini dijelaskan dalam Tafsir Surah An-Naml Ayat 19.
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ
Dia (Nabi Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhoi. (Aku memohon juga) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang sholeh." (QS An-Naml: 19)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini, Nabi Sulaiman mendengar perkataan raja semut bahwa Sulaiman dan tentaranya tidak bermaksud membinasakan mereka dan berbuat jahat, mendengar ini membuat Nabi Sulaiman tersenyum.
Raja semut itu juga mengatakan bahwa seandainya ada di antara semut-semut itu yang terinjak oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya, maka hal itu bukanlah sengaja dilakukannya, tetapi karena Nabi Sulaiman dan tentaranya tidak melihat mereka, karena tubuh semut sangat kecil.
Atas rahmat dan karunia yang telah diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman berupa kemampuan memahami percakapan raja semut itu, dan adanya semacam anggapan baik dari raja semut terhadap Nabi Sulaiman dan bala tentaranya, maka Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah.
"Wahai Tuhanku Yang Pemberi Rahmat, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang terus-menerus mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada ibu-bapakku. Jadikanlah aku sebagai seorang hamba-Mu yang selalu mengerjakan amal-amal saleh yang Engkau ridhoi, dan jadikanlah aku orang yang berkeinginan mengerjakan amal sholeh itu. Bila aku meninggal dunia, masukkanlah aku ke dalam surga bersama-sama orang-orang yang sholeh yang Engkau masukkan ke dalamnya dengan rahmat-Mu."
Dari doa Nabi Sulaiman itu dipahami bahwa yang diminta oleh Sulaiman kepada Allah adalah kebahagiaan yang abadi di akhirat nanti. Sekalipun Allah telah melimpahkan beraneka ragam kesenangan dan kekuasaan duniawi kepadanya, namun ia tidak lupa diri karenanya.
Nabi Sulaiman yakin bahwa kesenangan duniawi itu adalah kesenangan yang sementara sifatnya dan tidak kekal. Sikap Nabi Sulaiman pada waktu menerima nikmat Allah itu adalah sikap yang harus dicontoh dan dijadikan suri teladan oleh setiap kaum Muslimin. Berdoa dan bersyukurlah kepada Allah setiap mendapatkan nikmat-Nya, dan tidak bersikap mengingkari nikmat-Nya.