REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi atau pertalite dapat mempengaruhi usaha Industri Kecil Menengah (IKM). Hal itu karena, kenaikan BBM akan membuat harga sejumlah barang ikut baik.
"Yang namanya BBM tarikannya banyak, kalau dari usaha, bahan baku dan memasarkan juga. Hanya saja yang kita jaga bagaimana postur APBN kita seimbang tidak banyak subsidi karena bagaimana pun subsidi akan membebaninya lama," Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kemenperin Reni Yanita saat ditemui di gedung Kemenperin, Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Dengan adanya kenaikan tersebut, kata dia, harga berbagai produk IKM pun akan terjadi penyesuaian. "Pelan-pelan, konsumen kita lebih bijaklah," ujarnya.
Pelaku IKM, lanjut Reni, juga akan bijak. Misalnya dengan mengambil bahan baku dari yang terdekat, karena lebih efisien.
"Pelan pelan efisiensi akan terbentuk. Oh ini bbm naik jadi produsen lebih mengefisienkan pemakaian BBM-nya tidak terlalu banyak," kata dia.
Ia menjelaskan, pengunaan BBM berkontribusi sebanyak 17 persen dalam pembentukan biaya dan harga. Maka, lanjutnya, kemungkinan pelaku IKM akan melakukan penyesuaian.
"Pelaku IKM harus melihat disesuaikan beeapa, pelan-pelan. Itu karena kondisi seperti ini margin turun dan perhitungan kita tekan," tuturnya.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan BBM bersubsidi yaitu pertalite. Hanya saja sampai sekarang pemerintah belum mengumumkan kenaikan itu.