REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para menteri keuangan dari kelompok negara-negara kaya Group of Seven (G7) akan membahas batas harga minyak Rusia yang diusulkan pemerintah Amerika Serikat. Gedung Putih mengatakan, mereka akan bertemu pada Jumat pekan ini.
"Kami yakin ini adalah cara paling efektif untuk memukul keras pendapatan (Presiden Rusia, Vladimir) Putin dan melakukannya akan mengakibatkan tidak hanya penurunan pendapatan minyak Putin, tetapi juga harga energi global," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre di briefing kepada wartawan, dilansir Reuters, Rabu (31/8/2022).
Meskipun ekspor minyak Rusia mencapai level terendah sejak Agustus lalu, pendapatan ekspornya pada bulan Juni meningkat sebesar 700 juta dolar AS secara bulanan karena harga yang lebih tinggi. Badan Energi Internasional mengatakan nilainya mencapai 40 persen di atas rata-rata tahun lalu.
Para pemimpin negara-negara Barat telah mengusulkan untuk mengatasinya melalui pembatasan harga minyak. Tujuannya untuk membatasi berapa banyak penyuling dan pedagang dapat membayar untuk minyak mentah Rusia.
Menurut Moskow, langkah ini tidak akan dipatuhi dan dapat digagalkan dengan tetap mengirimkan minyak ke negara-negara yang tidak mematuhi batas harga. Para pemimpin G7 juga telah mempertimbangkan alternatif lain, termasuk memblokir transportasi minyak Rusia.
G7 terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat. Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Menteri Keuangan Inggris yang baru, Nadhim Zahawi pada hari Rabu membahas rencana pembatasan harga dan menopang kebutuhan ekonomi Ukraina.
"Pada saat perang Rusia telah mengakibatkan harga energi yang tinggi secara global, saya pikir pembatasan harga adalah salah satu alat paling kuat yang kita miliki untuk melawan inflasi dengan memastikan aliran minyak yang stabil ke pasar global dengan harga lebih rendah," kata Yellen di awal pertemuan.
Ia menambahkan bahwa itu akan mengurangi pendapatan yang dapat digunakan Moskow untuk berperang melawan Ukraina. Batas harga akan sangat bergantung pada penolakan asuransi pengiriman yang ditengahi London dan pembiayaan untuk kargo minyak dengan harga di atas tingkat yang belum ditentukan.
Zahawi mengatakan kepada Yellen bahwa dia yakin bahwa sekutu Barat dapat menerapkan pembatasan yang efektif untuk mengurangi pendapatan minyak Rusia. Tetapi keberhasilannya akan membutuhkan partisipasi koalisi seluas mungkin dari negara-negara, termasuk India, Turki dan Afrika Selatan.
Banyak negara telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia setelah operasi militer khususnya ke Ukraina. Tetapi konsumen minyak utama China dan India telah meningkatkan impor barel Rusia yang didiskon ke tingkat rekor.
Beberapa pedagang dan analis pasar minyak telah menyatakan keraguan bahwa pembatasan harga akan berhasil. Rusia bahkan telah menemukan cara untuk mengirimkan minyaknya ke Asia tanpa menggunakan asuransi kapal Barat. Moskow juga dapat langsung menghentikan ekspor minyak yang menyebabkan lonjakan harga energi lebih tinggi lagi.