REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bekerja sama dengan PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) meluncurkan produk Reksa Dana terbaru bernama Bahana Gebyar Dana Likuid (BGDL). Produk tersebut melengkapi instrumen investasi yang sudah tersedia melalui berbagai kanal investasi BCA, terutama melalui aplikasi Wealth Management (WELMA) BCA.
Direktur BCA Haryanto Budiman mengatakan, kehadiran produk Reksa Dana baru tersebut dilatarbelakangi oleh minat dan semangat masyarakat untuk berinvestasi yang terus bertumbuh. Di tengah tantangan Covid-19, inflasi yang meningkat dan situasi ekonomi global yang terus dinamis, pilihan untuk melakukan investasi harus dipikirkan dengan matang, terutama terhadap produk yang dapat memberikan imbal hasil yang menarik untuk persiapan masa depan.
BGDL yang dikelola oleh Bahana TCW hadir secara ekslusif bagi nasabah BCA untuk menyesuaikan kebutuhan investasi yang semakin beragam. Produk Reksa Dana terbaru yang ditawarkan BCA ini memiliki profil risiko yang sangat konservatif karena portofolionya memiliki risiko dan fluktuasi yang rendah.
"Selain itu, produk ini dapat dijadikan alternatif yang tepat bagi nasabah dan masyarakat yang ingin melakukan diversifikasi portofolio di tengah situasi saat ini. Produk ini dapat diperjualbelikan baik melalui Kantor Cabang BCA yang melayani transaksi investasi maupun aplikasi WELMA," ujar Haryanto dalam keterangannya, Kamis (1/9/2022).
Haryanto menambahkan, produk BGDL tersebut diharapkan dapat memberikan solusi investasi bagi nasabah BCA, sekaligus menambahkan dana kelolaan perseroan yang terus menerus meningkat dari waktu ke waktu.
Presiden Direktur Bahana TCW, Rukmi Proborini mengatakan produk BGDL ini merupakan jenis Reksa Dana Pasar Uang yang memiliki kriteria screening ketat dan terukur serta dikembangkan khusus secara tailor-made mengikuti karakteristik dan kebutuhan nasabah Bank BCA serta akan dijual ekslusif di Bank BCA.
Reksa Dana ini memiliki komposisi ideal sebesar 60 persen di obligasi baik korporasi maupun pemerintah dengan tenor dibawah satu tahun, sedangkan 40 persen sisanya diinvestasikan pada deposito berjangka. "Produk ini mengutamakan manajemen risiko yang terukur tanpa mengesampingkan potensi imbal hasil yang optimal bagi investor di BCA," jelas Rukmi.
Pertumbuhan Dana Kelolaan BCA
Hingga Semester pertama 2022, kinerja dana kelolaan BCA tumbuh positif. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan asset under management (AUM) produk reksa dana dan obligasi yang mencapai 54 persen secara year on year.
Menurut Haryanto, salah satu hal yang mendukung pertumbuhan tersebut adalah dengan adanya aplikasi WELMA, yang memberi kemudahan bagi nasabah untuk bertransaksi secara online mulai dari mendaftar dan membuat SID online, hingga transaksi produk investasi seperti membeli Obligasi mulai dari Rp1 juta dan Reksa Dana mulai dari Rp100 ribu.
Transaksi investasi melalui aplikasi WELMA BCA menunjukkan tren yang positif. BCA mencatatkan nasabah yang telah men-download aplikasi WELMA mencapai lebih dari 475.000 pengunduh dengan nominal transaksi lebih dari Rp 50 triliun, sejak diluncurkan akhir 2019 lalu hingga Agustus 2022.
"Ke depan, kami berkomitmen untuk senantiasa memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan nasabah dan memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi solusi investasi yang tepat," tutup Haryanto.