Jumat 02 Sep 2022 14:59 WIB

Pelindo Gaet Port of LA demi Siapkan Standardisasi Pelabuhan Ramah Lingkungan

Konsep pelabuhan hijau jadi komitmen Pelindo dan negara lain kurangi emisi karbon.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Sebuah truk membongkar peti kemas di Terminal Peti Kemas Pelindo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo setelah resmi merger menetapkan program untuk menciptakan pelabuhan yang ramah lingkungan. Transisi menuju pelabuhan hijau kini terus dirajut dengan membangun standarisasi baru serta kolaborasi, salah satunya dengan Port of Los Angeles (LA).
Foto: EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
Sebuah truk membongkar peti kemas di Terminal Peti Kemas Pelindo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo setelah resmi merger menetapkan program untuk menciptakan pelabuhan yang ramah lingkungan. Transisi menuju pelabuhan hijau kini terus dirajut dengan membangun standarisasi baru serta kolaborasi, salah satunya dengan Port of Los Angeles (LA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo setelah resmi merger menetapkan program untuk menciptakan pelabuhan yang ramah lingkungan. Transisi menuju pelabuhan hijau kini terus dirajut dengan membangun standarisasi baru serta kolaborasi, salah satunya dengan Port of Los Angeles (LA).

Saat ini, Pelindo dan Port of LA sudah berdiskusi langsung di Pelabuhan Tanjung Priok mengenai rencana pengembangan kerja sama yang sebelumnya telah diinisiasi melalui Memorandum of Understanding (MoU) pada 2010.

"Momen ini merupakan waktu yang baik untuk mengaktifkan kembali kemitraan strategis antara Port of LA dan Pelindo," kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (2/9/2022).

Pada dasarnya konsep pelabuhan hijau memang menjadi bagian dari komitmen pelabuhan-pelabuhan di dunia untuk mengurangi emisi karbon. Port of LA menjadi salah satu pelabuhan yang menerapkan konsep tersebut selain pelabuhan di Belanda Jerman, Jepang, dan Korea. Sementara untuk kawasan ASEAN, Singapura, Malaysia, dan Indonesia tengah melangkah untuk bertransisi menerapkan konsep pelabuhan hijau.

Arif yakin setelah Pelindo merger, prospek kerja sama dengan Port of LA dalam menerapkan konsep pelabuhan hijau akan lebih terbuka. “Ini termasuk dalam memperluas lingkup kerjasama dalam bidang pelabuhan hijau,” tutur Arif.

Terlebih saat ini Pelindo juga tengah melakukan pengembangan dan sejumlah peningkatan standarisasi di pelabuhan yang dikelola. Arif menuturkan setelah Pelindo merger, pengembangan pelabuhan dilakukan di Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Kijing, Bali, dan Makassar.

Arif mengharapkan kolaborasi dengan Port of LA dapat memberikan dampak yang optimal dalam upaya peningkatan pelayanan dan konektivitas pelabuhan. “Ini termasuk termasuk dalam mengatasi tantangan terkait regulasi, change management, dan keterlibatan antar stakeholders,” ujar Arif.

Direktur Eksekutif Port of LA Eugene D Seroka mengharapkan dapat melanjutkan dan meningkatkan kerja sama dengan Pelindo. Eugene menuturkan sudah memiliki sejumlah program untuk berkolaborasi dengan Pelindo dalam menciptakan pelabuhan hijau.

Eugene menyatakan ingin memperluas rute pelayaran green line dari Jakarta ke LA. Selain itu juga ingin membangun teknologi baru bersama Pelindo untuk memangkas komponen biaya logistik yang tidak diperlukan.   

“Kami percaya kerja sama ini dapat memperkuat ikatan ekonomi dan komersial baik untuk pelabuhan, maupun negara kita masing-masing,” ucap Eugene.

Selain rencana pengembangan dan inovasi dalam bidang energi hijau dan teknologi, dukungan lain yang disepakati antara lain adalah kelancaran flow of cargo antar pelabuhan di Jakarta dan di Los Angeles Selain itu juga kerja sama bidang pelatihan dan port expertise dan human capital development.  

 Walikota Los Angeles Eric Garcetti mengharapkan rencana port of LA dan Pelindo dapat segera terwujud. Eric mengungkapkan kerja sama keduanya belum sempat terealisasi selama pandemi dua tahun ini.

Eric menegaskan ingin membangun lebih banyak peluang. “Kami ingin membuat hubungan yang lebih strategis dari berbagai aspek di MoU sebelumnya, termasuk dalam pengembangan green energy di lingkungan pelabuhan,” kata Eric.

Sebelumnya, anak usaha Pelindo yakni PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPI) juga sudah menyiapkan strategi untuk memaksimalkan upaya dalam pengurangan emisi kapal di pelabuhan. Direktur Utama PT EPI Imanuddin mengatakan untuk mewujudkan pelabuhan hijau akan memaksimalkan penggunaan Shore to Ship Power Connection.

"Kita sudah memiliki roadmap nya, salah satunya yang saat ini kita sudah terapkan dengan kapal peti kemas domestik bagian dari roadmap" kata Imanuddin.

Shore Power Connection merupakan penyediaan tenaga listrik dari pelabuhan ke kapal di dermaga. Dengan begitu kapal yang sandar di dermaga dapat mematikan mesin utama dan mesin bantunya.

Shore power connection merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan di pelabuhan dalam mengurangi tingkat emisi di pelabuhan."Kebutuhan listrik di kapal, akan disuplai dari shore power connection di pelabuhan sehingga emisi yang dihasilkan oleh mesin bantu dapat dikurangi dan juga ramah lingkungan," jelas Imanuddin.

Imanuddin mengatakan, Shore Power Connection juga dapat menghemat konsumsi bahan bakar yang seharusnya digunakan untuk daya kapal saat di pelabuhan. Selain itu juga mengurangi polusi udara di pelabuhan akibat konsumsi bahan bakar dari permesinan bantu kapal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement