REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazis-NU) PBNU, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU, dan Bank Mega Syariah menggelar Kick Off Program Pesantren Hijau. Program ini mengusung tema "Mencetak Santri Sadar Lingkungan."
Sekretaris Lazis-NU PBNU, Moesafa, mengatakan, alasan membuat program pesantren hijau karena manusia diamanahi untuk menjaga bumi. Sebagaimana diketahui, bumi dan segala isinya telah dianugerahkan kepada manusia. Tapi manusia juga diwajibkan untuk mengelola bumi dan segala isinya agar bisa digunakan untuk kebaikan seluruh alam, bukan hanya untuk manusia.
"Kita salah satu unsur di dalam masyarakat berkewajiban pula dalam rangka menjalankan amanah kita selaku manusia (menjaga dan mengelola bumi untuk kebaikan)," kata Moesafa saat Kick Off Program Pesantren Hijau, Sabtu (3/9/2022).
Moesafa menyampaikan, ada yang bertanya kenapa pesantren yang menjadi sasaran isu lingkungan. Sementara di luar ada perusahaan besar yang membuang limbah sembarangan dan membuat polusi udara.
"Jadi kita berpikir sederhana sebelum kita melangkah keluar, kita maksimalkan dulu pemahaman kesadaran dan aksi dari kita dan keluarga besar kita, tidak perlu khawatir ke depan kita akan juga sentuh pihak-pihak lain atau pihak luar," ujarnya.
Moesafa menjelaskan, program pesantren hijau baru dilaksanakan di tujuh pesantren di lima provinsi. Pemilihan ini berdasarkan hasil koordinasi, riset dan evaluasi. Berharap dari tujuh pesantren yang tersentuh program pesantren hijau bisa menginspirasi pesantren lainnya.
"Kami yakin apapun yang kita lakukan sekecil apapun yang kita lakukan pasti akan mempunyai dampak yang besar terhadap kehidupan yang lebih besar, terkait dengan isu lingkungan saya kira pesantren ini juga menjadi titik yang strategis karena di lingkungan pesantren banyak masyarakat dan di pesantrennya sendiri berkumpul banyak manusia dengan santri yang begitu banyak," jelasnya.
Di tempat yang sama Ketua Lazis-NU PBNU, Habib Ali Hasan Al Bahar, menambahkan, program pesantren hijau dilaksanakan di tujuh pesantren. Insya Allah ini akan mengawali kesadaran santri terhadap lingkungan.
Habib Ali Hasan menceritakan, malaikat pernah dialog dengan Tuhan. Malaikat sudah memprediksi bahwa manusia akan berbuat kerusakan di bumi. Malaikat menyampaikan bahwa mereka yang selalu taat kepada Allah lebih layak daripada manusia.
Ia menjelaskan, singkat cerita, Allah menjawab dan menunjukan kepada para malaikat bahwa manusia memiliki apa yang tidak dimiliki para malaikat. Kemudian Nabi Adam diajarkan untuk mengetahui semua fungsi-fungsi ciptaan Allah.
"Kemudian Nabi Adam yang sudah paham dipamerkan Allah di depan malaikat, malaikat yang tadinya bertanya-tanya sekarang ditanya (Allah), tolong jelaskan apa fungsi-fungsi dari semua ciptaaan (Allah) ini," jelas Habib Ali Hasan.
Habib Ali Hasan melanjutkan, pada akhirnya malaikat memuji Allah dan malaikat mengakui tidak ada ilmu pengetahuan yang mereka miliki kecuali yang diberikan Allah. Sementara Nabi Adam mengetahui fungsi-fungsi ciptaan Allah.
"Di dalam Alquran dijelaskan bahwa kita sebagai manusia, semua alam raya ini bersaudara dengan kita, di dalam Alquran banyak ayat yang bicara soal alam semesta dan lingkungan, begitu pula hadist Nabi Muhammad SAW yang semestinya mendorong kita sebagai Muslim untuk memastikan bahwa alam ini adalah amanat yang Allah berikan kepada kita, lingkungan itu mendapatkan dari apa yang kita lakukan," jelasnya.
Dalam acara Kick Off Program Pesantren Hijau hadir juga Slamet Riyadi sebagai Direktur Operasional Transformasi Bank Mega Syariah, KH Hodri Ariev sebagai Ketua RMI PBNU, KH Maskut Candranegara sebagai Wakil Ketua LPBI PBNU, dan KH Choirul Sholeh sebagai Ketua PBNU.