Selasa 06 Sep 2022 21:03 WIB

Yunani Berencana Perpanjang Pagar di Perbatasan Turki

Yunani pasang pagar setelah puluhan ribu pencari suaka mencoba menyeberang ke Eropa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
 Dalam foto arsip 21 Mei 2021 ini, polisi berpatroli di sepanjang dinding baja di sungai Evros, dekat desa Poros, di perbatasan Yunani-Turki, Yunani. Dihantui oleh krisis migrasi 2015 yang dipicu oleh perang Suriah, para pemimpin Eropa sangat ingin menghindari masuknya migran dan pengungsi skala besar lainnya dari Afghanistan. Yunani Berencana Perpanjang Pagar di Perbatasan Turki
Foto: AP/Giannis Papanikos
Dalam foto arsip 21 Mei 2021 ini, polisi berpatroli di sepanjang dinding baja di sungai Evros, dekat desa Poros, di perbatasan Yunani-Turki, Yunani. Dihantui oleh krisis migrasi 2015 yang dipicu oleh perang Suriah, para pemimpin Eropa sangat ingin menghindari masuknya migran dan pengungsi skala besar lainnya dari Afghanistan. Yunani Berencana Perpanjang Pagar di Perbatasan Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani berencana memperpanjang pagar semen dan kawat berduri di sepanjang perbatasan utaranya dengan Turki. Menteri Perlindungan Warga Negara Yunani Takis Theodorikakos mengatakan pada Selasa (6/9/2022), upaya ini untuk mencegah para migran memasuki negara itu.

Saat berkunjung di wilayah Evros, Theodorikakos menyatakan pagar sepanjang 40 kilometer yang sudah ada akan diperpanjang menjadi 140 kilometer lagi. Pagar yang awalnya dipasang pada 2012 terakhir diperpanjang pada 2021. Keputusan itu dilakukan setahun setelah puluhan ribu pencari suaka mencoba menyeberang ke Uni Eropa (UE) melalui perbatasan utara Yunani, ketika Turki mengatakan tidak akan lagi mencegah mereka melakukannya.

Baca Juga

Theorodikakos mengatakan, proyek perpanjangan pagar itu bertujuan mengirim pesan yang jelas tentang tekad Yunani dalam melawan kelompok yang berinvestasi dalam penderitaan manusia untuk melayani kepentingan tersembunyi. "Melawan mereka yang mempersenjatai migrasi dalam upaya memeras Eropa," ujarnya.

Pemerintah konservatif yang berkuasa juga berencana mempekerjakan 250 penjaga perbatasan. Yunani akan meningkatkan sistem pengawasannya di daerah tersebut. 

Yunani adalah garis depan krisis migrasi Eropa pada 2015 dan 2016 ketika satu juta pengungsi yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan dari Suriah, Irak, dan Afghanistan tiba, terutama melalui Turki. Jumlah kedatangan telah turun tajam sejak itu, tetapi dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Yunani mengatakan, telah menghentikan sejumlah besar orang untuk masuk.

Menurut data polisi, dalam tujuh bulan pertama tahun ini, pihak berwenang menangkap 7.484 pengungsi dan migran. Sebanyak 3.554 migran berada di Evros. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement