REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani berencana memperpanjang pagar semen dan kawat berduri di sepanjang perbatasan utaranya dengan Turki. Menteri Perlindungan Warga Negara Yunani Takis Theodorikakos mengatakan pada Selasa (6/9/2022), upaya ini untuk mencegah para migran memasuki negara itu.
Saat berkunjung di wilayah Evros, Theodorikakos menyatakan pagar sepanjang 40 kilometer yang sudah ada akan diperpanjang menjadi 140 kilometer lagi. Pagar yang awalnya dipasang pada 2012 terakhir diperpanjang pada 2021. Keputusan itu dilakukan setahun setelah puluhan ribu pencari suaka mencoba menyeberang ke Uni Eropa (UE) melalui perbatasan utara Yunani, ketika Turki mengatakan tidak akan lagi mencegah mereka melakukannya.
Theorodikakos mengatakan, proyek perpanjangan pagar itu bertujuan mengirim pesan yang jelas tentang tekad Yunani dalam melawan kelompok yang berinvestasi dalam penderitaan manusia untuk melayani kepentingan tersembunyi. "Melawan mereka yang mempersenjatai migrasi dalam upaya memeras Eropa," ujarnya.
Pemerintah konservatif yang berkuasa juga berencana mempekerjakan 250 penjaga perbatasan. Yunani akan meningkatkan sistem pengawasannya di daerah tersebut.
Yunani adalah garis depan krisis migrasi Eropa pada 2015 dan 2016 ketika satu juta pengungsi yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan dari Suriah, Irak, dan Afghanistan tiba, terutama melalui Turki. Jumlah kedatangan telah turun tajam sejak itu, tetapi dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Yunani mengatakan, telah menghentikan sejumlah besar orang untuk masuk.
Menurut data polisi, dalam tujuh bulan pertama tahun ini, pihak berwenang menangkap 7.484 pengungsi dan migran. Sebanyak 3.554 migran berada di Evros.