REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Rabu (7/9/2022) mengatakan, hampir semua gandum Ukraina dikirim ke negara-negara Uni Eropa. Berbicara di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Putin memperingatkan, bencana kemanusiaan muncul karena sebagian besar gandum Ukraina diekspor ke Barat dan bukan ke negara-negara yang membutuhkan seperti di Afrika.
"Semua, hampir semua biji-bijian yang diekspor dari Ukraina bukan dikirim ke negara-negara berkembang termiskin, tetapi ke negara-negara Uni Eropa," ujar Putin, dilansir Middle East Monitor, Kamis (8/9/2022).
Putin mengatakan di bawah Program Pangan Dunia PBB, hanya dua kapal dari total 87 kapal yang dikirim ke negara berkembang. Putin menambahkan, total ekspor biji-bijian dari Ukraina mencapai dua juta ton. Namun hanya 60 ribu ton yang dikirim ke negara-negara yang mengalami krisis pangan.
"Saya tekankan, hanya dua dari 87 kapal, dan 60.000 ton makanan dari 2 juta ton diekspor ke negara berkembang. Ini hanya 3 persen yang dikirim ke negara berkembang," kata Putin.
Putin menambahkan, banyak negara Eropa bertindak sebagai penjajah dan menipu negara berkembang. Menurutnya, dengan pendekatan tersebut maka akan meningkatkan bencana kemanusiaan dan krisis pangan.
"Dengan pendekatan ini, skala masalah pangan di dunia akan meningkat, dan dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Putin.
Putin berpikir untuk membatasi ekspor biji-bijian dan makanan lainnya dari Ukraina. Dia akan akan berkonsultasi dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengenai rencana pembatasan ekspor tersebut.
Turki, PBB, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian pada 22 Juli di Istanbul untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan di Laut Hitam Ukraina. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu, ekspor dari Laut Hitam telah dihentikan. Turki, Rusia, Ukraina, dan PBB sepakat membentuk Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul untuk mengawasi pengiriman biji-bijian dari Ukraina ke negara-negara yang mengalami krisis pangan.