Ahad 11 Sep 2022 21:42 WIB

Kurang Tidur Ternyata Bisa Ganggu Komunikasi Sel Otak

Kurang tidur bisa mengganggu komunikasi sel otak satu sama lain.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Kurang tidur bisa mengganggu komunikasi sel otak satu sama lain.
Foto: www.freepik.com.
Kurang tidur bisa mengganggu komunikasi sel otak satu sama lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otak membuat seseorang tetap hidup saat tertidur maupun terjaga. Akan tetapi ada hal-hal tertentu yang lebih disukai otak untuk dilakukan setelah tertidur.

Ada beberapa proses otak yang diamati terjadi saat tidur. Hal itu termasuk sekresi hormon pertumbuhan pada manusia, pembersihan metabolit limbah yang menumpuk selama jam bangun, perubahan metabolisme, dan perubahan kekuatan komunikasi antara sel-sel otak (neuron).

Baca Juga

Sebuah studi tahun 2017 di jurnal Nature Medicine menemukan bahwa kurang tidur mengganggu kemampuan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain. Hal itu menyebabkan penyimpangan mental sementara yang mempengaruhi memori dan persepsi visual.

Penulis utama studi tersebut, Dr Itzhak Fried, seorang profesor dan direktur Program Bedah Epilepsi di University of California, Los Angeles, mencatat bahwa tubuh yang kelaparan tidur juga merampas kemampuan neuron untuk berfungsi dengan baik. Ini adalah poin yang didukung oleh NINDS, terkait tidur berkualitas sama pentingnya dengan kelangsungan hidup seperti makanan dan air.

Tanpa tidur, seseorang tidak dapat membentuk atau mempertahankan jalur di otak yang memungkinkan ia belajar dan menciptakan hal baru. Orang akan sulit untuk berkonsentrasi dan merespons dengan cepat.

Meskipun jelas bahwa ada hubungan antara kurang tidur dan hasil kesehatan negatif tertentu, seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, obesitas dan depresi, masih ada beberapa misteri dari penyakit ini.

Dr David Raizen, seorang profesor neurologi di University of Pennsylvania, kepada Live Science, dikutip Ahad (11/9/2022), mengatakan ada banyak kondisi kesehatan buruk yang diamati, berkorelasi dengan kurang tidur atau kurang tidur. Akan tetapi sulit untuk mengetahui apakah kurang tidur menyebabkan masalah kesehatan tadi.

Tetapi semua tidur tidak sama, dan dampaknya terhadap kesehatan dapat bervariasi tergantung pada keadaan. Jadi, sementara berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa tidur memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan manusia dan sangat penting untuk fungsi otak yang memadai, masih banyak pertanyaan tentang tidur dan hubungannya dengan otak, belum terjawab.

"Di luar pertanyaan besar seputar mengapa kita tidur, ada banyak misteri tentang bagaimana kita tidur," kata Raizen.

Hal itu seperti apa saja pusat otak yang terlibat dalam inisiasi, pemeliharaan, dan penghentian tidur? Apa bahan kimia otak yang terlibat dalam hal ini? Bagaimana otak beralih dari tidur gerakan mata cepat (REM) ke tidur non-REM?.

Satu-satunya cara untuk memecahkan teka-teki ini, menurut Raizen, adalah dengan melakukan penelitian lebih lanjut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement