Rabu 14 Sep 2022 05:05 WIB

Hong Kong Ubah Pusat Isolasi Covid-19 Jadi Fasilitas Karantina Cacar Monyet

Hong Kong mencatat satu kasus cacar monyet.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Foto udara menunjukkan fasilitas isolasi Covid-19 dan jembatan sementara yang menghubungkan Shenzen dan Hong Kong, Jumat (11/3/2022). Hong Kong mengubah pusat isolasi Covid-19 menjadi fasilitas karantina cacar monyet.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Foto udara menunjukkan fasilitas isolasi Covid-19 dan jembatan sementara yang menghubungkan Shenzen dan Hong Kong, Jumat (11/3/2022). Hong Kong mengubah pusat isolasi Covid-19 menjadi fasilitas karantina cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong mengubah pusat isolasi Covid-19 menjadi fasilitas karantina cacar monyet. Hal ini dilakukan meskipun baru mencatat satu kasus virus baru dari cacar monyet.

Mengutip South China Morning Post, Selasa (13/9/2022), Pusat Rekreasi Luar Ruang Sai Kung menyediakan sekitar 100 tempat tidur. "Pusat rekreasi akan ditutup mulai Selasa hingga pemberitahuan lebih lanjut untuk tujuan anti-epidemi," kata pengumuman Departemen Pelayanan Kenyamanan dan Budaya dalam pernyataan terpisah tanpa merinci alasan penutupan, dikutip laman Al Arabiya, Selasa.

Baca Juga

Hong Kong telah melonggarkan pembatasan perjalanan Covid-nya, memperpendek persyaratan karantina untuk kedatangan internasional dan mengizinkan pasien untuk mengisolasi di rumah mandiri. Langkah ini dilakukan ketika kota itu berusaha mempertahankan statusnya sebagai pusat keuangan global.

Akibatnya, rumah sakit darurat dan fasilitas yang sebelumnya digunakan untuk menampung kasus-kasus positif selama puncak wabah yang didorong oleh omicron menjadi kurang dimanfaatkan atau kosong. Namun, kota ini tetap menjadi salah satu dari sedikit tempat yang mempertahankan pembatasan perjalanan agar selaras dengan kebijakan China terhadap Covid Zero.

Ini pun kerap kali membuat Hong Kong semakin terputus dari banyak negara yang sebagian besar dibuka kembali. Chief Executive John Lee telah mengakui pemerintah sedang melakukan pembicaraan internal tentang pengurangan lebih lanjut karantina hotel sebelum beberapa acara besar direncanakan untuk meningkatkan citra kota, termasuk pertemuan puncak perbankan pada bulan November.

Namun tingkat infeksi kota yang meningkat yang mencapai 10 ribu kasus pekan lalu dan kemunculan virus monkeypox dapat menghalangi para pejabat untuk melonggarkan pembatasan lebih lanjut. Hong Kong menemukan kasus cacar monyet pertamanya minggu lalu, pada seorang pria berusia 30 tahun yang melaporkan gejala saat berada di karantina hotel setelah terbang ke kota.

Pasien baru-baru ini mengunjungi negara-negara termasuk Kanada, AS dan Filipina. Tidak ada kontak dekat di Hong Kong yang teridentifikasi. Pejabat kesehatan meyakini risiko sangat rendah bagi siapa pun di kota untuk tertular cacar monyet karena paparan yang terlalu lama diperlukan untuk menularkan virus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement