Selasa 13 Sep 2022 20:05 WIB

Reforminer Institute: Menolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Sama Saja Membela Orang Kaya

Penduduk miskin Indonesia 26,11 juta jiwa dan mereka tidak punya kendaraan bermotor

Red: Hiru Muhammad
Anak-anak bermain di rel kereta api di api di kawasan Pejompongan, Jakarta, Jumat (15/7/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 berjumlah 26,16 juta orang atau menurun 1,38 juta orang (0,60 persen) dibandingkan Maret 2021.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak Ahmad
Anak-anak bermain di rel kereta api di api di kawasan Pejompongan, Jakarta, Jumat (15/7/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 berjumlah 26,16 juta orang atau menurun 1,38 juta orang (0,60 persen) dibandingkan Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Eksekutif Reforminer Institue, Komaidi Notonegoro menyebut penolakan terhadap kenaikan harga BBM sama halnya dengan membela orang kaya. Hal itu disampaikan Komaidi dalam agenda diskusi publik yang digelar oleh Penggerak Milenial Indonesia (PMI), di Fifo Resto and Cafe, Situ Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Selasa (14/9/2022).

Alasan Komaidi menyebut penolakan kenaikan harga BBM sama halnya dengan membela orang kaya. Lantaran pengguna bahan bakar jenis pertalite didominasi  orang mampu.  “Terkait penolakan kenaikan harga BBM, itu sama halnya dengan upaya membela orang-orang kaya, sebab pengguna bahan bakar jenis pertalite umumnya didominasi oleh orang mampu,” katanya, Selasa (13/11/2022).

Baca Juga

Komaidi menyampaikan terkait data pengguna bahan bakar bersubsidi 70 persen penggunanya adalah pemilik roda empat. Sementara roda 2 hanya 30 persen penggunanya. Dan secara keseluruhan penggunanya didominasi oleh orang-orang kaya. “Secara akumulatif, pengguna pertalite didominasi oleh orang-orang kaya. Kalkulasinya, pengguna bahan bakar bersubsidi itu 70 persen penggunanya adalah pemilik roda empat. Sementara roda 2 hanya 30 persen,” tambahnya.

Sementara itu, di sisi lain Komaidi turut memaparkan penduduk miskin Indonesia pada tahun 2022 mencapai angka 26,11 juta jiwa. Dan rata-rata dari mereka tidak mempunyai kendaraan bermotor, sebab hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan primer.

“Penduduk Indonesia itu, garis kemiskinanannya pada tahun 2022 mencapai angka 26,11 juta jiwa. Tapi mereka tidak punya kendaraan bermotor, sehingga alokasi BBM bersubsidi, umumnya tidak kepada mereka. Artinya, subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah untuk mensubsidi orang mampu di Indonesia, bukan orang miskin,” katanya.

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ
Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”

(QS. Al-A'raf ayat 143)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement