Kamis 15 Sep 2022 00:20 WIB

YLKI Nilai Penghapusan Golongan Pelanggan Listrik 450 VA tidak Tepat

Saat ini golongan pelanggan 450 VA yang tercatat di DTKS ada 9,6 juta.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Warga memasukkan pulsa token listrik di rumahnya (ilustrasi). Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai, kebijakan menghapus pelanggan liatrik 450 VA menjadi golongan 900 VA tidak tepat.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Warga memasukkan pulsa token listrik di rumahnya (ilustrasi). Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai, kebijakan menghapus pelanggan liatrik 450 VA menjadi golongan 900 VA tidak tepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai, kebijakan menghapus pelanggan liatrik 450 VA menjadi golongan 900 VA tidak tepat. Alasannya, masih banyak golongan yang hanya memerlukan 450 VA, bahkan kurang.

"Kalau mau membatasi subsidi dan agar subsidi tepat sasaran, batasi saja pemakaiannya, misalnya 60 kWh per bulan. Jika lebih 60 kWh, maka dikenakan tarif nonsubsidi," ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi kepada Republika.co.id, Rabu (14/9/2022).

Baca Juga

Sebab, kata dia, konsep subsidi listrik bersifat gelondongan berdasar golongan VA-nya memang tidak adil. "Jadi YLKI tidak sepakat penghapusan golongan pelanggan 450 VA, tapi batasi saja pemakaian kWh-nya per bulan, misal maksimal 60 kWh," jelasnya.

Ia menilai, kelebihan over supply listrik PLN tidak fair dan tidak akan terserap, jika dibebankan pada konsumen rumah tangga. Over supply listrik PLN, kata dia, seharusnya diserap oleh sektor industri dan bisnis, bukan rumah tangga. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo menjelaskan, saat ini 69,4 juta pelanggan PLN yang mengkonsumsi elpiji bersubsidi. Data ini didapat dari hasil verifikasi yang dilakukan PLN untuk menjalankan program konversi kompor elpiji ke kompor induksi.

Ia merinci, golongan pelanggan 450 VA yang tercatat di DTKS ada 9,6 juta. 99,99 persen dari para pelanggan ini semuanya mengkonsumsi elpiji tiga kilogram. Selain itu, pelanggan 450 VA non DTKS ada 14,8 juta yang juga memakai elpiji tiga kilogram.

Begitu juga dengan pelanggan 900 VA yang masuk kategori keluarga miskin DTKS sebesar 8,4 juta 100 persen juga masih menggunakan kompor LPG. Untuk pelanggan yang non subsidi golongan 900 VA non DTKS jumlahnya sekitar 24,5 juta pelanggan dimana hampir 100 persen menggunakan kmpr LPG 3 kg.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement